Heboh!, Ada Fenomena Cahaya Laut Jawa Terekam Satelit Amerika

Minggu 12-09-2021,05:07 WIB
Editor : redaksimetro01

AHLI Metafisika, Mbah Mijan menyebut ada pertanda bahwa Ratu Pantai Selatan sedang melaksanakan pertemuan penting. Dalam dua unggahan di Twitter  baru-baru ini, Mbah Mijan juga membagikan tangkapan layar dari satelit Amerika Serikat yang merekam fenomena unik di Laut Selatan Jawa. “Laut Selatan Jawa bercahaya, pertanda Ratu Pantai Selatan sedang menggelar pertemuan penting,â€ tulis Mbah Mijan di akun Twitter miliknya, Minggu (12/9/2021). Mbah Mijan membagikan sebuah foto yang menyerupai konstelasi tertentu. Dia menyebutnya sebagai Laut Selatan Jawa bercahaya. Pada unggahan sebelumnya, Ahli Metafisika itu, membagikan tangkapan layar unggahan NOAA terkait fenomena unik di Laut Selatan Jawa. “Amerika, (NOAA) telah mengabadikan Fenomena unik di Laut Selatan Jawa via Satelit,â€ tulis dia. Ahli, kata Mbah Mijan, menyebutnya Milky Seas, efek Zat Fosfor dari Koloni Mikroplankton. “Menurut saya, ini Insting Hewan yang ingin menyampaikan pesan bahwa gelombang air laut yang tidak seimbang,â€ ungkapnya. Dalam foto hitam putih itu, nampak membagikan tangkapan layar dari NOAA Satelites dengan keterangan waktu Agustus 2019. Dalam unggahan itu, nampak peta Pulau Jawa dan sebuah konstelasi mirip dengan asap. Yang dibubuhi 3 anak panah dan tulisan Milky Sea. Fenomena Milky Sea Studi dan fenomena yang dideteksinya itu diungkap NOAA di akun media sosial Instagram lewat unggahan 31 Juli 2021. Bersamanya adalah foto deteksi milky sea dari satelit yang dimaksud di Samudera Hindia sebelah selatan Pulau Jawa. Luasannya diperkirakan sampai 100 ribu kilometer persegi saat terbentuk pada 2, 3 dan 4 Agustus 2019 lalu. Menjadi legenda bagi para pelaut selama berabad-abad, milky sea adalah bentuk langka dari bioluminescence di laut. Teknologi satelit kemudian mengidentifikasi kalau pancaran cahaya lemah dari laut saat malam tersebut—begitu lemahnya hingga bisa dikaburkan oleh terang dari Bulan—bukanlah tanda kemunculan monster laut ataupun putri duyung seperti yang pernah dipercayai. Sudah Terjadi 200 Tahun di Samudera Hindia Diduga, sumber fenomena ini adalah reaksi kimia oleh jenis bakteri Vibrio Harveyi yang bisa bercahaya saat malam. Mereka yang menyebabkan permukaan laut malam seperti bercahaya keputihan yang tetap, seragam, dan meluas. Para pelaut dari abad ke abad telah membandingkan kecerahan dari kilauan itu dengan penampakan hamparan salju yang terbentang ke seluruh horizon di bawah langit malam yang gelap. Studi oleh Miller dan timnya mendapati fenomena tumpahan air susu di laut itu paling sering didapati di perairan Samudera Hindia dan sekitar Indonesia sepanjang 200 tahun ke belakang. Mereka kemudian mencari lebih dalam di kawasan itu menggunakan bangkitan data instrumen satelit yang lebih baru yang bisa mengurai sebuah cahaya ke dalam perubahan-perubahan di dalamnya yang lebih detail. (bbs/kbe/rc)

Tags :
Kategori :

Terkait