DALAM puisi “Karawang-Bekasi†yang ditulis oleh penyair Chairil Anwar, Chairil tidak semata-mata menuliskan dua kota tersebut dalam puisinya.
Dua nama kota itu memiliki sejarah tersendiri yang melatarbelakangi lahirnya puisi tersebut. Itulah sejarah Bekasi di pariode kemerdekaan.
Sejarah Bekasi sangat mendalam. Dan Chairil Anwar diabadikan jadi nama salah satu ruas jalan di Kota Bekasi. Jalan Chairil Anwar terletak di Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Jalan tersebut juga menjadi penanda berubahnya Kota Administratif Bekasi menjadi Kota Bekasi pada tahun 1996. Penamaan jalan dengan nama penyair Indonesia, saya kira penting untuk dicatat.
Dalam sejarah Bekasi, pada catatan ini pula saya akan membahas sejarah singkat Kota Bekasi dan Tragedi Rawagede yang berkaitan erat dengan puisi “Karawang-Bekasi†yang ditulis oleh Charil Anwar pada tahun 1948 itu.
Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang, menurut data yang diperoleh dari situs resmi DPRD Kota Bekasi. Di masa lalu, Bekasi dikenal dengan sebutan Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri yang merupakan Ibukota Kerajaan Tarumanegara (358-669 SM) hingga zaman Hindia Belanda, pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan zaman Republik Indonesia.
Baca Juga:Â Menyelami Lagi Makna Puisi Karawang-Bekasi Karya Chairil Anwar, Ada Kesedihan dan Ratapan Tragedi Rawagede
Pada zaman Hindia Belanda, struktur pemerintahan Bekasi masih merupakan Kewedanaan (district), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya dikuasai oleh tuan tanah keturunan China. Kondisi ini terus berlanjut hingga pendudukan militer Jepang.
Pada saat itu, Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti menjadi Jakarta termasuk Regenschap Meester Cornelis menjadi Ken Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.
Setelah proklamasi RI 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah. Nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa atau Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, kemudian berpindah ke Cikarang, kemudian berpindah lagi ke Bojong (Kedung Gede).
[caption id="attachment_82472" align="alignleft" width="550"]
Sejarah Bekasi, dari Medan Pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan sampai Diabadikan Penyair Chairil Anwar
Rabu 27-07-2022,09:18 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :