Viral, Oknum TNI Bentrok dengan Petani, Kades Sebut Tiga Anak Jadi Korban, Diduga Terkait Konflik Lahan

Kamis 06-01-2022,11:00 WIB
Editor : redaksimetro01

BEREDAR di media sosial, video yang memperlihatkan sejumlah pria berseragam loreng bersitegang dengan sejumlah orang, yang disebutkan adalah petani di dalam area persawahan yang berlumpur. Dalam video yang diunggah akun Instagram @cetul222, terlihat salah satu pria berseragam loreng ditahan oleh rekannya agar tidak turun ke area persawahan itu dan memperkeruh suasana. Lalu di dalam area persawahan itu, sedang berlangsung ketegangan antara pria berseragam loreng yang lain dengan sejumlah orang yang disebutkan para petani. Bahkan dalam video, dua orang pria berseragam loreng terlihat sudah dalam keadaan emosi. Beruntung ia dilerai oleh warga sekitar yang juga berada di dalam area persawahan berlumpur itu. Entah apa yang mereka katakan selama ketegangan itu berlangsung. Namun dalam video, disebutkan bahwa oknum TNI memukul para petani. “TNI memukuli warga,â€ kata pria dalam video yang dilihat wartawan media online. Beberapa warga dan pria berseragam loreng yang lain tampak melerai mereka yang tengah bersitegang. Berdasarkan informasi yang di kutip awak media, video itu merupakan kericuhan antara puluhan warga dengan prajurit TNI AD. Itu terjadi di lahan persawahan di Desa Seituan, Pantai Labu, Deliserdang, Sumut. Diduga terkait konflik lahan seluas 65 hektare, Selasa (4/1/2022) kemarin. Saat itu pihak TNI AD kembali mengklaim kalau persawahan yang dikuasai oleh masyarakat, adalah milik Pusat Koperasi Angkatan Darat (Puskopad) A Dam I/BB. Kepala Desa Seituan, Parningotan Marbun, menyebut pihak Puskopad sudah lama meminta agar warga mengosongkan lahan pertanian seluas 65 hektare. Disebut masyarakat tidak mau bergeser lantaran lahan sudah dikuasai dari zaman kakek neneknya. “Sesudah jadi bandara ini mereka ngaku-ngaku HGU nya ini. Dulu-dulu nggak pernah diperdebatkan dijaman kakek saya. Semenjak ada bandara ininya seperti ini,â€ ucap Parningotan Marbun. Ia mengaku sangat menyayangkan kericuhan yang terjadi pada Selasa pagi. Disebut dalam kejadian itu tiga anak-anak juga menjadi korban. “Anak-anak masih SMP dan 13 tahun jadi korban. Karena masyarakat saya dipijak ya saya juga nggak terima,â€ katanya. “Ini kita mau ngadu ke Komnas Perlindungan Anak juga ini supaya tahu Bapak Aris Merdeka Sirait. Ya saya nggak tahu kenapa bisa sampai gitunya kali, ya mungkin emosi TNI nya,â€ kata Parningotan Marbun. Ia mengaku tidak melihat langsung peristiwa kericuhan karena saat itu ia sedang mengikuti rapat di Polresta Deliserdang. Saat itu dirinya langsung mendapat telepon terus dari masyarakat. Setelah dirinya datang, pihak Puskopad TNI AD pun sudah tidak ada lagi di lokasi. “Kalau sudah diginiin masyarakat saya, yang jelas perlu hukum bertindak karena sudah melampaui pemerintah desa mereka bertindak,â€ jelasnya. “Sudah dari dulunya dikuasi masyarakat tanah itu. Ada 160-an orang juga itu masyarakat yang punya selama ini,â€ kata Parningotan. Disebut masyarakat tidak bersedia meninggalkan lokasi karena 98 persen adalah bekerja sebagai petani. Hanya dua persen saja masyarakatnya yang bekerja sebagai nelayan. Ia menyebut sebelum pihak TNI AD bertindak sudah seharusnya berkoordinasi dulu dengan Pemerintah Desa. “Apapun ceritanya harus kordinasi dulu baru bertindak. Saya Kepala desa pernah memang diundang cuma saat itu mereka maunya harus mereka yang punya tanah sementara masyarakat ini menyewa sama mereka,â€ jelasnya. “Kapan mereka butuh bisa diambil. Minta Supaya dikosongkan masyarakat mana mau,â€ katanya. Sementara itu, Letkol Caj Drs Wendrizal Sekum Puskopkad “Aâ€ BB membeberkan kronologi kejadian di Dusun Saor Matio, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang, Selasa (4/1/2022). Pihaknya ingin memasang plang pemberitahuan bahwa lahan tersebut adalah milik Kodam I/ Bukit Barisan (BB) berdasarkan keputusan Mahkamah Agung. Adapun pada saat itu terjadi kericuhan antara pihak TNI dengan masyarakat. Dikabarkan TNI diduga pula sampai melukai anak kecil. Letkol Wendrizal menjelaskan sekitar pukul 07.15 WIB ia memimpin personel Puskopar dan Yonzopur I/DD untuk melaksanakan apel. (bbs/fjr/kbe)

Tags :
Kategori :

Terkait