Tak Disangka, Ternyata Dulu Saifudin Ibrahim Seorang Ustadz yang Ngajar Pesantren di Indramayu, Minta Hapus 30

Jumat 18-03-2022,05:04 WIB
Editor : redaksimetro01

BARU-BARU ini publik dihebohkan dengan pernyataan dari seorang pendeta bernama Saifudin Ibrahim, dia meminta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 Ayat di ALquan. Tak disangka-sangka ternyata pendeta Saifudin Ibrahim pernah jadi guru di salah satu pesantren di Kabupaten Indramayu. Tidak hanya menjadi guru pesantren di Kabupaten Indramayu, Pendeta Saifudin Ibrahim juga pernah mengajar di Sawangan, Depok, Jawa Barat. Selain di pesantren, Pendeta Saifudin Ibrahim juga menempuh pendidikan berlatar belakang Agama Islam. Pria kelahiran Bima, 26, Oktober 1965 tersebut menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Di kampus tersebut, Saifuddin Ibrahim memilih jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin. Kemudian lulus dan menjadi pengajar di pesantren. Barulah pada tahun 2016, dia menikah di Jepara, Jawa Tengah dan memutuskan berpindah keyakinan. Dari pernikahan itu, memiliki 4 orang anak. Dalam rekam jejaknya, Saifudin pernah terseret kasus tahun 2017. Pesantren Saifudin Ibrahim di Indramayu Disebut Lahirkan Teroris Dia ditangkap karena kasus ujaran kebencian. Kemudian tahun 2018, ditangkap atas kasus penghinaan terhadap Nabu Muhammad. Seolah tidak kapok. Baru-baru ini, dia kembali membuat kontroversi dengan meminta Menag Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat di Alquran. Kemudian Saifudin Ibrahim juga menyebut pesantren sebagai sarang teroris. “Pesantren tempat saya dulu mengajar di Indramayu itu sarang teroris. Tapi teroris yang berdasi,â€ kata dia. Saifudin Ibrahim juga menyaranakan Menag untuk mengevaluasi kurikulum sekolah berbasis Islam hingga Pesantren. “Atur juga kurikulum yang ada di madrasah, hingga perguruan tingi. Karena sumber kekacuan itu dari kurikulum yang tidak benar. Bahkan kurikulum di Pesantren jangan takut dirombak pak,â€ katanya. “Karena pesantren itu bisa melahirkan kaum radikal. Seperti saya ini dulunya radikal. Saya pernah ngajar di Pesantren, jadi saya ngerti pak,â€ sambungnya. Menyarankan Menag Hapus 300 Ayat Untuk mencegah orang-orang terhindar dari paham radikalisme. Saifudin Ibrahim sampai menyarankan Menag untuk menghapus 300 ayat dari Alquran. “Kalau perlu pak 300 ayat Alquran yang menjadi pemicu hidupnya intorelan atau radikalisme itu dihapus pak. Karena sangat berbahaya,â€ tegasnya. Sementara itu, Plt Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Thobib Al Asyhar mengatakan, Gus Yaqut sama sekali tidak kenal dengan Pendeta Saifuddin Ibrahim. Thobib yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Menteri Agama mengatakan, selama ini tidak pernah ada pertemuan resmi antara Gus Menteri dengan Pendeta Saifuddin. Dia juga tidak menemukan dalam buku catatan tamu terkait agenda pertemuan Menag dengan Pendeta Saifuddin. “Gus Menteri tidak pernah mendengar apa yang diklaim Pendeta Saifudin berulangkali dikatakan ke Menag,â€ tegasnya, seperti dilansir dari press release Kemenag. Thobib menyayangkan statemen Pendeta Saifudin. Thobib menilai apa yang disampaikan Pendeta Saifuddin terkait pesantren dan ayat Alquran itu salah. Respons Kemenag “Tidak pada tempatnya Pendeta Saifudin mengklaim pesantren melahirkan kaum radikal. Dia lupa bahwa Gus Menteri terlahir dari lingkungan pesantren dan juga keluarganya memiliki pesantren.â€ “Tentu Menag tidak setuju dengan pernyataan Pendeta Saifuddin,â€ jelasnya. “Gus Menteri bahkan menjadikan kemandirian pesantren sebagai salah satu program prioritasnya,â€ sambungnya. Thobib juga menilai pernyataan Pendeta Saifudin tentang ayat-ayat Alquran itu salah. Alquran adalah kitab suci yang diyakini sempurna oleh umat Islam. Tidak pada tempatnya tokoh agama mengeluarkan statement terkait kitab suci umat lain, apalagi dengan cara yang bisa menyinggung. Gus Menteri, kata Thobib, selama ini terus mengajak tokoh agama untuk tidak menyampaikan pendapat, apalagi di muka umum, yang bukan menjadi kompetensinya. Para tokoh agama, termasuk Pendeta Saifudin, mestinya lebih mengedepankan usaha untuk merajut kerukunan. “Gus Menteri selama ini terus mengajak tokoh agama menjaga kerukunan,â€ terang Thobib. (yud/rc/kbe)

Tags :
Kategori :

Terkait