Ridwan Kamil Ketemu Airlangga, Apa yang Dibahas?

Kamis 10-02-2022,08:00 WIB
Editor : redaksimetro01

BANDUNG - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil serta tokoh adat Sunda di Jakarta pada Kamis (10/2). Lantas, apa yang dibahas dalam pertemuan mereka tersebut? Airlangga menjelaskan, pertemuan itu hanya sekadar berbincang santai terkait asal usul pamannya bernama Letkol Eddy Sukardi bisa menjadi nama jalan di Sukabumi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menceritakan, Letkol Eddy saat itu memimpin pertempuran di tanah pasundan pada 9 Desember 1945 silam. "Pertempuran 9 Desember 1945 di Bojongkokosan yang dipimpin oleh Letkol Eddy Sukardi ditetapkan sebagai hari juang Siliwangi," kata Airlangga dalam keterangan tertulis. Pada tahun 2004 dalam memperingati Hari Juang Siliwangi dan menghormati jasa Eddy Sukardi dan seluruh pahlawan dalam pertempuran 9 Desember 1945 ditetapkan nama pamannya sebagai nama jalan di Sukabumi. "Ini ditetapkan sejak tahun 2004," kata Airlangga. Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dipilihnya nama paman dari Airlangga untuk nama jalan di Sukabumi lantaran demi menghormati jasa Letkol Eddy Sukardi dalam mengusir penjajah dari Tanah Pasundan. Sebagai informasi, Letkol Eddy Sukardi berjasa selama masa perang kemerdekaan RI. Saat menjabat sebagai Komandan Resimen III TKR dengan pangkat Letnan Kolonel, ia memimpin perang terhadap pasukan sekutu yang dipimpin Inggris, di sepanjang jalur Bojongkokosan, Sukabumi, dan Cianjur. Dalam pertempuran yang terjadi Desember 1945 – Maret 1946, Eddy dan pasukannya berhasil membuat tentara Inggris, dan pasukan Gurkha kocar-kacir. Banyak serdadu yang gugur. Bahkan 150 kendaraan tempur hancur, termasuk tank Sherman, kendaraan tempur legendaris dalam Perang Dunia II. Akibat kerugian itu, membuat parlemen Inggris marah karena banyaknya korban dari pihak mereka. Peristiwa itu dikenal sebagai "Palagan Bojongkokosan". Selepas perang Eddy sempat menjadi panglima di Kalimantan. Ia mengakhiri kariernya sebagai tentara pada 1957 dengan pangkat kolonel. Pada 5 September 2014, Eddy meninggal dunia di Bandung. Sejarah mencatat keberanian dan perjuangannya semasa perang kemerdekaan sebagai salah satu komandan gerilyawan Indonesia yang disegani militer Inggris pada 1946. (bbs/mhs)

Tags :
Kategori :

Terkait