BANDUNG- Awalnya siapa yang menyangka kalau kelapa parut yang biasa kita pahami sebagai pelengkap bahan makanan atau camilan itu kini mendunia.
[caption id="attachment_78556" align="aligncenter" width="1024"] Â Asda Bidang Administrasi Setda Jabar, Ferry Sofwan Arif saat melepas komoditi Jabar termauk kelapa parut dari Pangandaran.[/caption]
Berawal dari seorang eksportir muda asal Pangandaran, kelapa parut itu sekarang tembus pasar internasional yakni ke Mexico dan Georgia.
Dan, sebentar lagi beberapa negara pun membutuhkan sehingga kelapa parut yang selama ini dipandang sebelah mata perlahan akan mendunia. Beberapa negara mencoba mengimpor komoditi tersebut.
Melalui program Export Coaching Program (ECP) yang dicanangkan Dinas Perdagangan dan Industri (Disperindag) Provinsi Jawa Barat, kelapa parut bisa merambah pasar dunia.
Exportir Milenial Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat
Ekspor kelapa parut yang berasal dari Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Ini, memiliki nilai hingga 35.000 US Dollar atau setara dengan Rp 523.838.000.
“Ini menjadi sangat penting bahwa produk yang selama ini mungkin tidak terlalu diperhatikan karena kelapa, dan sekarang selain bisa di konsumsi segar, ternyata dengan teknologi bisa menjadi barang ekspor yang sangat berharga,†ujar Asda Bidang Administrasi Setda Jabar, Ferry Sofwan Arif usai simbolis melepas ekspor di acara Exportir Milenial, Jumat (1/7).
Feri menambahkan, agar komoditi seperti ini bisa semakin meningkat, maka pihaknya akan mengajak keseluruhan masyarakat terutama Instasi pemerintahan agar dapat mendorong secara bersama-sama kepada produk olahan ini.
Potensi kelapa, lanjut dia, di wilayah Jawa Barat selatan dinilai sangat tinggi dan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pulihkan Ekonomi Jabar, Ini Strategi Ridwan Kamil
“Karena potensi kelapa di Jabar selatan ini melimpah. maka tantangan kita bersama mendorong makin banyak lagi pelaku usaha kita untuk mengekspor seperti komoditi seperti itu,†ujarnya
Sementara, menurut Kepala Disperindag Jabar, Iendra Sofyan mengatakan bahwa dengan adanya program ECT ini telah menjadikan Provinsi Jawa Barat menjadi pengekspor terbesar di Indonesia meskipun dalam situasi pandemi Covid-19.
“Jadi oleh program ECT ini sudah menghasilkan ekpor terbesar di Indonesia di tahun ini, dan ke depannya tentu kita akan kembangkan lagi ke beberapa sektor IKM lain imbuhnya. (red)