Tragedi di Stadion Kanjuruhan membuat Kompetisi BRI Liga 1 Diberhentikan oleh Presiden Jokowi

Selasa 04-10-2022,02:30 WIB
Editor : redaksimetro01

Karawangbekasiekspres - Saat ini Indonesia sedang berduka karena tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang setelah Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Puluhan bahkan ratusan orang tewas dalam insiden paling mengenaskan kedua dalam sejarah sepak bola di dunia. Kerusuhan yang terjadi Sabtu, (1/10) di Stadion Kanjuruhan Malang karena pertandingan antara Arema FC yang kalah 2 – 3 melawan Persebaya. Bermula dari kekecewaan para penonton yang melihat tim kesayangannya mengalami kekalahan, membuat mereka melampiaskan rasa kecewanya dengan turun ke tengah lapangan dan mencari para pemain serta official tim Arema. “Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat Johan Al-Farizie mencoba memberi pengertian kepada oknum – oknum tersebut. Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain. Setelah pemain masuk, supporter semakin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.â€ Ujar Rezqi Wahyu, salah satu Aremania yang berada di lokasi melalui akun twitter pribadinya. Polisi menembakkan gas air mata kepada para penonton yang anarkis, penonton mulai menyerang petugas kepolisian hingga merusak sejumlah fasilitas di stadion. Hal tersebut menyebabkan kepanikan dan membuat penonton berlomba - lomba untuk keluar dari stadion. Akibatnya, banyak penonton yang terinjak – injak dan kehabisan nafas di dalam stadion. Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso mengatakan bahwa polisi telah melanggar aturan FIFA karena menembakkan gas air mata. Terdapat di dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf B, bahwa tidak diperbolehkan untuk mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa. Polisi yang sempat melepaskan tembakan gas air mata secara membabi buta ke arah penonton, membuat penonton panik sehingga berdesakan keluar stadion. Menurut Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Nico Afinta, Kadinkes Kabupaten Malang Wiyanto Widodo dan Menko Polhukam Mahfud Md, penyebab dari korban yang meninggal dunia karena tragedi Stadion Kanjuruhan Malang bukan disebabkan oleh bentrok antar penonton, melainkan karena penumpukan massa di pintu keluar sehingga mayoritas mengalami sesak nafas dan terinjak – injak karena panik. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memaparkan, tim DVI langsung melakukan proses identifikasi terhadap seluruh masyarakat yang menjadi korban dalam tragedy Kanjuruhan. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan kab/kota, jumlah korban yang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut sekarang berjumlah 125 orang. Presiden Jokowi membuka suara terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Jokowi menyampaikan dukacita dan berharap peristiwa tersebut tidak akan terulang kembali. Presiden Jokowi resmi memerintahkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menghentikan sementara kompetisi BRI Liga 1 akibat Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan juga mendapatkan tugas dari Presiden Jokowi untuk mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan pertandingan sepak bola dan prosedur pengaman penyelenggaraannya. (ara)

Tags :
Kategori :

Terkait