Hobi Tanam Miana Berbuah Rezeki

Senin 03-01-2022,04:00 WIB
Oleh: redaksimetro01

KEBUN seluas 1.000 meter persegi di daerah Citayam, Depok, itu seperti rumah kedua bagi Reni Suryani. Hampir tiap pekan, Reni menyambangi lahan yang ditanami miana tersebut. Dia membantu ayahnya, Pardi, mengurusi tanaman semak itu. Termasuk meladeni pesanan pembeli dari berbagai daerah. Kebun miana itu sejatinya bukan untuk komersial. Semula, Reni dan ayahnya sebatas ingin mengoleksi tumbuhan warna-warni yang menawan itu. Sesuai dengan arahan Pardi, Reni lantas membeli 100 jenis bibit miana pada Februari lalu. Sebanyak 30 di antaranya merupakan miana jenis premium. Sebagaimana jenis pelangi (rainbow) dan samber lilin. Sementara itu, sisanya jenis biasa. Sejak itu, saban hari Pardi merawat miana tanpa kenal lelah. Dari pagi hingga sore. Bahkan, pria 62 tahun itu rela menginap di rumah mungil di area kebun dengan fasilitas seadanya. Yakni, kamar tidur, kamar mandi, dan dapur. ’’Karena senang (berkebun, Red), dari pagi sampai sore, (Pardi) ngurusi tanaman itu,’’ kata Reni. Pardi tak setengah-setengah merawat tumbuhan semak yang berkhasiat sebagai obat berbagai penyakit itu. Dan makin lama, semakin banyak miana yang tumbuh di kebun tersebut. Bahkan, seisi kebun nyaris penuh dengan miana. ’’Tumbuhnya miana cepat banget sampai bikin papa bingung,’’ ungkap perempuan 30 tahun itu. Melihat banyak miana tumbuh di kebun, Reni kemudian iseng mengunggah beberapa foto ke laman media sosial (medsos). Tak lama setelah foto diunggah, respons warganet ternyata di luar dugaan. Bukan hanya domestik, ada pula warganet dari Spanyol dan Portugal. ’’Pas baru di-posting, responsnya (warganet) banyak,’’ tutur consultant manager di Jakarta itu. Reni mengungkapkan, pesanan dalam jaringan (daring) masuk hampir tiap hari. Karena keterbatasan tenaga, Reni lantas menyiasatinya dengan meladeni pesanan itu di akhir pekan atau pada saat dirinya senggang. ’’Kebetulan saya juga kerja, jadi nggak bisa tiap saat ke Depok,’’ ujar perempuan yang tinggal di Jakarta tersebut. Rata-rata, kata Reni, ada 20–25 order dalam satu pekan. Mayoritas membeli miana jenis pelangi. Jenis itu paling mahal. Harganya Rp 15 ribu per batang. Ada pula yang beli satu paket harga Rp 100 ribu dengan berbagai jenis miana di dalamnya. Sementara itu, harga per batang jenis biasa berkisar Rp 5 ribu sampai Rp 7 ribu per batang. ’’Kami memang jual murah, yang penting habis,’’ imbuh Reni, lantas tertawa. Reni paling banyak melayani pembeli lokal. Dengan jadwal pengiriman Sabtu–Minggu. Sementara itu, pembeli yang ingin melihat langsung ke kebun dibatasi untuk menghindari penularan Covid-19. ’’Untuk ke kebun, bisa setiap saat. Saya batasi tiga orang yang datang. Tapi, harus bikin janji dulu,’’ katanya. Selain untuk menyalurkan hobi, Reni menyebutkan bahwa kebun miana itu menjadi tempat kerja yang mengasyikkan bagi ayahnya. Setidaknya, di usia kepala enam, Pardi tak pernah merasa capek sekalipun mengurus kebun sendirian. ’’Kalau ada yang bilang hobi adalah pekerjaan yang menyenangkan, itu benar banget,’’ katanya. (bbs/mhs)

Tags :
Kategori :

Terkait