KARAWANG - Sekitar dua bulan lalu, Alika Shalsabilah (15) mengalami kecelakaan fatal hingga kaki kirinya harus di amputasi. Waktu itu, sepeda motor yang ditunggangi siswi kelas 3 SMP ini. Diseruduk mobil kontainer hingga ia terguling di jalan raya. Ironisnya, orang tua Alika tidak memiliki jaminan kesehatan atau asuransi seperti BPJS untuk pengobatan Alika. Sehingga Alika harus di amputasi dengan biaya udunan dari keluarga, hasil santunan dan sedikit uang pertanggungjawaban dari supir yang menabraknya waktu itu. "Waktu itu Alika belum terdaftar sebagai peserta BPJS, jadi pengobatannya dibayar sendiri senilai Rp. 48 jutaan," ungkap Ketua Umum Karang Taruna Kabupaten Karawang, Asep 'Ceong' Saepulloh, Rabu, (23/2) usai menyambangu kediaman keluarga Alika. Di Desa Cikampek Timur, Kecamatan Cikampek, Karawang. Uang sebanyak itu, sebut Ceong didapat keluarga Alika dari berbagai pihak. Diantaranya, uang kerohanian dari pengendara truk kontainer sebesar Rp. 25 juta dan asuransi Jasa Raharja 21 juta. Sisanya, dilunasi melalui donasi keluarga dan kerabat Alika. "Menurut saya uang Rp. 25 juta dari bos kontainer tidak sepadan dengan kondisi Alika yang kehilangan satu kakinya," ketusnya. Pasca kaki kirinya di amputasi, lanjut Ceong, Alika masih dalam keadaan syok berat. Untuk mengurangi rasa takut Alika tak bisa berjalan. Karang Taruna Kabupaten Karawang melalui Karang Taruna Peduli memberikan bantuan berupa kursi roda, uang santunan, hingga berbagai macam kebutuhan Alika. "Alika ini harus kontrol seminggu sekali ke RS Thamrin. Sekarang sudah pakai BPJS, tapi untuk operasional mereka pulang pergu Jakarta masih ditanggung pribadi," ungkap Ceong. Saat ini, kata dia, Karang Taruna bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Karawang. Telah mengajukan kaki palsu untuk Alika. Dengan harapan dia bisa beraktifitas lagi seperti sedia kala. Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku sudah menghubungi Bupati dan Kapolres Karawang. Agar ikut andil membantu keluarga Alika yanh saat ini kondisi ekonominya sangat memperihatinkan. "Mudah-mudahan Bupati, Kapolres dan Dandim berkenan untuk hadir bagi keluarga Alika," harapnya. "Keluarga Alika sedang butuh semangat secara mental dan financial," imbuhnya. Sementara itu, kondisi Alika saat ini masih syok berat. Saat perjalanan menunu RS Thamrin, Alika sering berteriak ketakutan ketika melihat mobil-mobil besar di jalan tol. Kata Ceong, kasus Alika ini mulanya tak mau dimunculkan kepermukaan oleh keluarga. Namun, karena pengobatan Alika butuh biaya yang besar dan kondisi ekonomi keluarga Alika mulai surut. Maka melalui program Karang Taruna Peduli diharapkan ada banyak pihak yang mau membantu meringankan beban keluarga Alika. "Semakin banyak yang membantu, semakin semangat Alika untuk sembuh dan bangkit dari ketakutannya," pungkasnya. (wyd)
Kisah Alika Jadi Korban 'Seruduk' Kontainer, Hingga Kakinya di Amputasi
Rabu 23-02-2022,12:57 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :