PURWAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga sempat merilis jika di 2022 ini, curah hujan diprediksi lebih rendah dibandung tahun sebelumnya. Anomali cuaca di berbagai daerah masih berlangsung, tak terkecuali di Kabupaten Purwakarta. Hujan yang turun, saat ini sulit diprediksi kendati intensitasnya sedang. Meski begitu, datangnya bencana hidrometeorologi tetap harus diwaspadai. Dalam hal ini, pemerintah dan masyarakat diminta tetap waspada dengan kemungkinan datangnya bencana hidrometeorologi meski curah hujan tahun ini lebih rendah. Pemkab Purwakarta juga harus mewanti-wanti dengan kemungkinan datangnya bencana alam. Mengingat, kabupaten ini merupakan salah satu wilayah di Jabar yang dihantui bencana alam musimam. Ada tiga bencana alam yang harus diantisipasi di kala hujan turun. Yakni, tanah longsor, banjir dan angin rebut (puting beliung). “Kami telah menguatkan komunikasi dengan seluruh stakeholder untuk menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna menghadapi bencana alam yang kerap datang saat hujan berlangsung. Kita juga telah mengeluarkan surat Keputusan Bupati tentang kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi yang harus dijalankan seluruh pihak,†kata Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika. Sebagai bagian dari antisipasi, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk lebih tanggap. Hal mana, kalau terjadi bencana di satu wilayah mereka diimbau supaya segera laporkan ke pemkab. Dengan komunikasi satu arah ini, diharapkan dampak bencana alam bisa diminimalisasi. Terkait peta rawan bencana alam di wilayahnya, Anne menjelaskan, ada tiga bencana alam yang paling diantisipasi. Yakni, tanah longsor, puting beliung dan banjir. Untuk tanah longsor sendiri, kata dia, berpotensi di beberapa desa di 12 dari 17 kecamatan yang ada. Adapun wilayah rawan longsor ini kebanyakan berada di daerah perbukitan yang kontur tanahnya jenis lempung. Sehingga, saat diguyur hujan deras, tanah tersebut bisa menjadi medan luncur. Untuk wilayah rawan ini, semisal Kecamatan Pondoksalam, Bojong, Darangdan dan Wanayasa. Sedangkan, sambung dia, untuk bencana banjir berpotensi di seluruh wilayah. Adapun banjir yang sering terjadi di wilayahnya ada tiga tipe. Pertama banjir bandang karena alih fungsi lahan atau kerusakan hutan karena eksploitasi yang tidak terkendali. Kemudian, lanjut dia, banjir yang disebabkan oleh luapan air sungai karena curah hujan yang tinggi. Terakhir, banjir yang disebabkan oleh tersendatnya aliran air oleh tumpukan sampah. Umumnya, banjir tersebut terjadi di wilayah perkotaan. Selanjutnya, untuk daerah yang rawan puting beliung, dari hasil pemetaan di dinas terkait hampir seluruh kecamatan yang ada itu berpotensi. Namun, yang paling kita awasi itu Kecamatan kota, Bungursari dan Babakan Cikao. (bbs/rie)
Waspada!, Tiga Bencana Alam Ini Mengintai Purwakarta
Senin 07-03-2022,08:30 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :