Ketum KNPI Ngaku Diserang Orang Tak Dikenal di Restoran, Luka-luka dan Lapor Polisi

Selasa 22-02-2022,05:12 WIB
Editor : redaksimetro01

JAKARTA-Peristiwa tragis dialami Haris Pertama di salah satu rumah makan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/2) siang. Ketum DPP KNPI ini ngaku diserang orang tak dikenal. Seperti dalam foto yang ia sebar ke media, tampak luka di bagian wajahnya dekat pelipis mata sebelah kanan. Dalam foto itu ia tengah berada dalam mobil. Ia mengaku saat ini tengah menuju rumah sakit untuk menjalani perawatan. "Saat ini Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama sedang dilarikan ke RSCM," tulisnya. Diketahui, KNPI memiliki dua kepengurusan. Satu kepengurusan sudah didaftarkan ke Kemenkumhan dan diakui, yakni KNPI pimpinan Andreas Nandiwardhana. Sedangkan, KNPI yang dipimpin Haris Pertama tidak terdaftar. Seteloah kejadian Haris menyampaikan laporan ke Polda Metro Jaya. Laporannyaitu diterima polisi dan teregister dengan nomor LP/B/928/II/2020/SPKT/Polda Metro Jaya. Di depan para jurnalis, Haris menjelaskan soal pengeroyokan yang dialaminya. Kejadian bermula saat ia hendak menjumpai tim hukum KNPI di Restoran Garuda, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/2) sekitar pukul 14.00 WIB. Sesampainya di lokasi tersebut, Haris langsung diserang oleh 3 orang tidak dikenal. "Saya turun dari mobil baru tiga langkah saya turun dari mobil, tiba-tiba kepala saya dihajar dari belakang oleh seseorang yang tidak saya kenal," ujar Haris kepada wartawan, Senin (21/2). Kemudian 2 pelaku lainnya turut menyerang Haris dengan memukuli sambil mendorongnya hingga terduduk. Ia hanya bisa melindungi kepalanya. "Saya duduk sambil lindungi kepala belakang dan depan, itu sekitar dua orang lebih dari satu orang itu meneriakkan berbicara 'bunuh, mati' 'bunuh, mati' seperti itu," tutur Haris yang  mengalami sejumlah luka di bagian kepala dan wajahnya akibat pukulan benda tumpul yang diterimanya. Dualisme di Tubuh KNPI Diketahui, sosok Haris selama ini dikenal dan mengaku sebagai Ketua Umum KNPI. Ia juga merupakan pelapor Ferdinand Hutahaean terkait ujaran kebencian. Sebelumnya, Haris juga sempat melaporkan Abu Janda terkait dugaan penistaan agama beberapa waktu lalu ke Bareskrim Polri. Saat ini ada dualisme di  KNPI dan memiliki dua kepengurusan. Satu kepengurusan sudah didaftarkan ke Kemenkumham dan diakui, yakni KNPI pimpinan Andreas Nandiwardhana. Sedangkan, KNPI yang dipimpin Haris Pertama tidak terdaftar. Haris merupakan pria kelahiran Jakarta pada 6 Oktober 1983. Dia menyelesaikan pendidikan terakhirnya sebagai magister di Universitas Brawijaya (2021). Haris dikenal publik sebagai Ketua Umum KNPI sejak terpilih pada 2018 lalu. Kepemimpinan Haris sebagai Ketua Umum KNPI sempat menjadi polemik setelah adanya dualisme di tubuh KNPI. Haris mengeklaim bahwa dirinyalah yang diakui di Kemenkumham sebagai pengurus KNPI. Nama Haris belakangan ini tengah menjadi perhatian publik, terutama saat dirinya melaporkan Abu Janda pada Januari 2021 lalu terkait dugaan SARA. Namun, kasus tersebut tak menunjukkan perkembangan yang signifikan. Ia dikenal kerap mengkritisi para buzzer di media sosial. Terbaru, dia juga melaporkan Ferdinand Hutahaean ke Bareskrim Polri. Alhasil, Ferdinand ditetapkan sebagai tersangka kasus ujaran kebencian. Adiyaksa Dorong Proses Hukum Sementara itu insiden yang menimpa Haris mendapat respon keras dari mantan Ketua Umum DPP KNPI Adhyaksa Dault. Dalam pernyataan sikapnya, Adhyaksa menyebut serangan kepada Haris sebagai perbuatan biadab dan barbar. "Saya Adhyaksa Dault, SH (Ketua Umum DPP KNPI Periodesasi 1999-2002) Mantan Menpora RI 2004 sd 2009 dan segenap pengurus DPP KNPI Periodesasi 1999-2002 Mengecam dan Mengutuk keras perbuatan biadab dan barbar yang dilakukan sekelompok orang yang telah melakukan pengeroyokan dan pemukulan terhadap Adinda Haris Pertama, SH (ketua umum DPP KNPI Periodesasi 2018-2021) yang terjadi di daerah Cikini, Jakarta Pusat pada hari Senin, 21 Febuari 2022," kata Adhyaksa dalam pernyataan sikapnya, Senin (21/2). Adhyaksa Dault Ia juga meminta polisi untuk mengusut kasus tersebut. Penyelidikan diminta tidak hanya pada orang-orang yang melakukan penganiayaan tapi juga aktor intelektualnya. "Saya cuma meminta kepolisian menangkap para pelaku pengeroyokan terhadap diri saya karena ada bahasa bunuh dan mati, saya yakin saya tidak pernah punya masalah juga dengan orang-orang tersebut," tutupnya. (bbs/red)  

Tags :
Kategori :

Terkait