SEBUH foto kkasik kembali beredar di medsos. Foto ini melukiskan betapa pilunya peperanga badi kehidupan manisia. Foto ini menggambarkan seorang bocah laki-laki tidak dikenal. Sampai kini tak ada catatan yang mengidentifikasi siapa dia) berdiri di barisan di krematorium menggendong sang adik yang sudah meninggal. Posturnya yang seperti tabah hanya menunjukkan kekuatan yang ditunjukkan oleh anak kecil berusia 10 tahunan, menggambarkan kepada seluruh dunia kekuatan yang harus dimiliki Jepang untuk pulih dari pukulan besar. Bertahun-tahun kemudian Joe O’Donnell berbicara pada sebuah wawancara tentang gambar ini. “Saya melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar sepuluh tahun. Dia menggendong anak kecil di punggungnya. Saat itu di Jepang, kita sering melihat anak-anak bermain dengan adik laki-laki atau perempuan dan menggendong mereka, tetapi anak laki-laki ini jelas berbeda,†ujar Joe. “Aku bisa melihat bahwa dia datang ke tempat ini untuk alasan serius. Dia tidak memakai sepatu. Wajahnya keras. Kepala kecil itu dimiringkan ke belakang seolah-olah bayi itu tertidur lelap. Bocah laki-laki itu berdiri di sana selama lima atau sepuluh menit,†tambahnya. “Para pria bertopeng putih berjalan ke arahnya dan diam-diam mulai melepaskan tali yang menahan anak itu. Saat itulah saya melihat anak kecil itu itu sudah mati,â€Â papar Joe. “Orang-orang memegang tubuh dengan tangan dan kaki dan meletakkannya di atas api. Anak laki-laki itu berdiri tegak di sana tanpa bergerak, mengamati kobaran api,†jelasnya. “Dia menggigit bibir bawahnya begitu keras hingga mengeluarkan darah. Nyala api menyala rendah seperti matahari terbenam. Bocah itu berbalik dan berjalan diam-diam pergi,†pungkas Joe. Menurut sumber lain, saat penjaga meminta mayat adiknya dan berkata, “Beri aku beban yang kamu bawa di punggungmu.â€Â Bocah itu menjawab: “Dia tidak berat, dia saudaraku.†Foto itu sangat emosional karena menggambarkan seorang anak yang kehilangan segalanya, termasuk rumahnya serta semua anggota keluarganya. Foto ini mencerminkan semangat bangsa yang kalah yang berdiri kuat bahkan melawan rintangan terkecil, menerima kekalahan mereka tanpa rasa malu. **
Pilunya Peperangan Ketika Seorang Anak Menggendong Jasad Adiknya yang Sudah Tak Bernyawa
Sabtu 05-03-2022,03:13 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :