SEBUAH video viral di media sosial, dalam video tersebut sekelompok warga Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Bayuwangi, Jatim, yang menurunkan secara paksa plang bertuliskan “Pusat Dakwah Muhammadiyah Tampo†dan “Pimpinan ‘Aisyiyah Ranting Tampoâ€. Hal itu juga direspons Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Pakar Hukum Tata Negara itu menyarankan Menag Yaqut untuk mengurusi masalah pencopotan plang Muhammadiyah yang terjadi di Banyuwangi. “Menteri Agama sudah waktunya tangani masalah seperti ini (pencabutan plang Muhammadiyah). Daripada sibuk ngurusi suara azan dan membanding-bandingkannya dengan gonggongan anjing, yang malah bikin masalah tambah runyam,†katanya dikutip dari akun Twitter-nya @Yusrilihza_Mhd, Senin (28/2/2022). Tak hanya Yusril, penulis novel Indonesia, Darwis atau lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye itu juga menyikapi penurunan plang secara paksa itu melalui laman Facebooknya. Tere Liye mengaku sedih melihat kejadian tersebut. “Plang organisasi Muhammadiyah di salah satu desa, di Banyuwangi, dibongkar paksa,â€tulisnya, dikutip Selasa (1/3/2022). Tak hanya warga, penurunan itu juga melibatkan kepala desa setempat dan pegawai KUA. “Kepala Desa tempat ini, bersama pegawai KUA, aparat, dll mendatangi masjid, lantas membongkar dengan alasan biar kondusivitas warga terjaga,â€jelasnya. “Kasus ini sederhana sekali, ada yang tidak suka melihat plang2 itu berdiri. Dan namanya tidak suka, maka mesti alasannya bisa kemana2. Ditambah bumbu2 sedap, tambah benci saja. Padahal, itu teh cuma plang, dan Muhammadiyah adalah kegiatan agama, sosial, pendidikan, dkk. Bukan maksud lain. Tapi baiklah, sekali tdk suka, memang repot. Mau dijelaskan kemana2, susah,†bebernya. Dia mengajak anggota, simpatisan, maupun penggerak Muhammadiyah di daerah itu untuk fokus berkarya dan mengabdi kepada masyarakat, tidak usah membawanya ke ranah hukum. “Jadi mari kita urus saja di sisi Muhammadiyah-nya saja. Terutama anggota, simpatisan, dan semua penggerak kegiatan Muhammadiyah di daerah ini. Semoga kalian senantiasa bersabar. Tidak usah dibawa2 ke hukum segala. Ini cuma plang. Terus tersenyum dan ramah dengan saudara sendiri. Terus produktif, berkarya, mengabdi pada masyarakat dsktnya.â€urainya. “Namanya juga saudara, kadang salah paham, salah sangka. Di keluarga sendiri saja, antar saudara kandung ada yang lebih parah. Jadi tidak usah diambil hati kejadian ini. Tanpa plang, kegiatan tetap bisa jalan.Karena itulah esensi kegiatan2 begini. Terus bergerak dalam ‘senyap’,â€jelasnya. Dia menjelaskan, kiprah Muhammdiyah di bidang pendidikan tidak diragukan lagi, itu terlihat dengan banyaknya sekolah yang dibangun oleh organisasi yang didirikan KH. Ahmad Dahlan tersebut. “Btw, kalian tahu berapa jumlah sekolah yg dimiliki oleh Muhammadiyah? Well, mulailah berhitung 1,2,3, dstnya. 1000, 1001, 10002…. dstnya, lanjutkan… 10.001, 10.002, 10.003 dstnya… Butuh waktu 8 jam, baru kalian tiba di angka yang betulnya. Saking banyaknya,†rincinya. Dengan reputasi sebesar itu, beber dia, maka kasus plang dirobohkan ini sih kecil saja. “Peluk erat saudara2 kita di sana. Semoga besok2 mereka akhirnya mengerti, dan ikut berbaris mengabdi pada masyarakat luas. Sekali saudara tetaplah saudara. Lemah lembutlah kepada saudara sendiri,†pungkasnya. (bbs/eds/kbe)
Viral!, Sekelompok Warga Turunkan Plang Muhammadiayah secara Paksa di Banyuwangi
Selasa 01-03-2022,10:57 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :