karawangbekasi.disway.id- Ironis, hari ini tempe menjadi Google Doodle di Indonesia. Google menambahkan di keterangan gambarnya "Celebrating Tempeh". Tapi kondisi perajin tempe Indonesia mengeluas dada karena harga kedelai yang mahal.
Di luar nasib para perajin tempe Indonsia, pada tahun 2009 lalu, sempat heboh ketika Malaysia mengklaim tempe sebagai makanan khasnya. Jika di Indonesia disebut "tempe", maka di Malaysia disebut "tempe".
Wikipedia menyebut, tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh oryzae, Rh stolonifer (kapang roti), atau Rh arrhizus.
Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".
BACA JUGA: Aminah Tampung Aspirasi Masyarakat dalam Reses III di Wilayah Jatiasih
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia.
Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B, dan zat besi.
Berbagai macam kandungan dalam tempe memiliki nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat.
Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas.
Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
400 Tahun Sejarah Tempe
Tempe pertama kali tercatat muncul pada tahun 1600-an di Tembayat, Klaten, Jawa Tengah. Karena itu, tempe menjadi populer khususnya di Pulau Jawa, di antara 17.000 pulau lainnya di Indonesia, seperti dikutip dari laman Google Arts & Culture: 400 Years of Tempeh dengan sumber data Indonesia Gastronomy Network.
Tempe merupakan makanan berprotein nabati yang diminum lewat fermentasi. Fermentasi tempe bisa menggunakan jamur Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus oryzae, Rhyzopus stolonifer, dan Rhyzopus arrhizus.
Setelah 24-72 jam, bulir-bulir kacang yang difermentasi akan menyatu dengan jamur putih sehingga bisa dipotong-potong jadi balok-balok dan lembaran tempe.
Tercatat di Serat Centhini
Serat Centhini adalah karya sastra 12 jilid di kesusastraan Jawa Baru di tahun 1814. Karya ini berisi kisah-kisah Jawa beserta ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa agar tidak punah. Penulisannya berdasar pada masa pemerintahan Sultan Mataram di tahun 1600-an.
Tempe tercatat di Serat Centhini sebagai bahan makanan yang digunakan untuk membuat sambal tumpang atau sambal tumpang. Jenis sambal ini tercatat menjadi sajian berbahan dasar tempe tertua sepanjang sejarah.
Sambal tumpang sebagai makanan yang dimakan bersama nasi dan kerupuk. Menu tempe tertua ini diolah dengan cara tempe dimasak dalam berempah. Agar semakin nikmat, jenis tempe biasa dan tempe yang lebih lama difermentasi dapat diolah bersama-sama.
Bukan Cuma Isi Kedelai
Dalam 400 tahun sejarahnya, tempe dibuat dari fermentasi kacang kedelai, tetapi juga fermentasi kacang-kacangan lain, biji, hingga fermentasi kacang kedelai.
Karena itu, lahir banyak jenis tempe di Indonesia. Contohnya antara lain tempe kacang hijau, tempe kacang koro pedang, tempe biji kecipir, tempe kacang merah, tempe kacang tanah (menjos), tempe lamtoro atau petai cina, tempe kacang lupin, tempe biji munggur, tempe kacang lima (kara kratok), tempe biji karet, tempe kacang gude, tempe ampas kelapa, hingga tempe daun singkong.
Bungkus Daun Waru hingga Daun Jati
Daun tertua yang digunakan sebagai daun pembungkus dalam sejarah tempe yaitu daun waru, daun jati, dan daun jambu biji.
Kini, daun pisang dan plastik menjadi salah satu yang paling banyak digunakan jadi pembungkus tempe di Indonesia.
Saat ini tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia.
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging.
Akibatnya, saat ini tempe tidak hanya diproduksi di Indonesia tetapi juga di banyak tempat di dunia.
Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Indonesia sekarang juga berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe.
Beberapa hal yang mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat memastikan hak patennya sehingga dilindungi undang-undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).
Tempe dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang-orang Belanda.[16] Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings (ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda) melakukan usaha yang pertama kali untuk menentukan kapang tempe.
Perusahaan-perusahaan tempe yang pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh para imigran dari Indonesia.
Melalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak tahun 1946.
Sementara itu, tempe populer di Amerika Serikat setelah pertama kali dibuat di sana pada tahun 1958 oleh Yap Bwee Hwa, orang Indonesia yang pertama kali melakukan penelitian ilmiah mengenai tempe.
Di Jepang, tempe yang diteliti sejak tahun 1926 tetapi baru mulai diproduksi secara komersial sekitar tahun 1983.
Iklan untuk Anda: Perhatian! Sebuah kamera dipasang dalam kuburan dengan mayat!
Advertisement by
Pada tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan 8 di Jepang.
Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Tiongkok, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas.(*)