KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID – Tumpukan sampah para pedagang di Pasar Induk Cibitung yang tak kunjung diangkut oleh dinas terkait mendapat sorotan dari Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Uryan Riana, mengatakan otomatis, pasar yang sedang dilakukan revitalisasi itu, menjadi kumuh dan menimbulkan bau tidak sedap, sehingga mengganggu warga sekitar.
“Sampah di Pasar Induk Cibitung ini tidak kunjung diangkut, sehingga menumpuk,” kata Uryan kepada Radar Bekasi, Minggu (11/12).
BACA JUGA:Rumah Dinas Wali Kota Blitar Disatroni Rampok, Uang Tunai Rp400 juta Lesap
Dia meminta secepatnya dirapikan persoalan sampah di Pasar Induk Cibitung, tentunya dengan cara berkoordinasi dengan Dinas Pasar maupun Dinas Lingkungan Hidup (DLH), agar sampah-sampah tersebut diangkut ke TPA Burangkeng.
“Jangan tunggu banyak atau menumpuk. Masa di daerah lain bisa, sementara Kabupaten Bekasi yang dekat dengan Jakarta, yang katanya banyak orang-orang pintar disini, tidak bisa melakukan itu,”tandas Uryan.
BACA JUGA:Tanggapi Polemik SDN 1 Pocong, Pegiat Medsos Husin Shihab Tulis Begini
Dirinya menilai, sampah-sampah yang ada di Kabupaten Bekasi ini, tidak diolah dengan metode teknologi yang canggih.
Akhirnya, tidak hanya Pasar Induk Cibitung, sampah di pasar-pasar yang lain juga akan menumpuk. Bahkan, bisa saja semua sampah-sampah itu akan dibuang ke kali, yang akhirnya akan terjadi banjir.
BACA JUGA:Survei Poltracking: Erick Thohir Menteri Terbaik Kabinet Indonesia Maju
“Seharusnya, perencanaan, penyelesaian, dan proses teknisnya sudah dipersiapkan dengan baik. Akan tetapi, semua sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga tidak akan bisa menyelesaikan persoalan sampah di Kabupaten Bekasi ini,” sesal Uryan.
Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Induk Cibitung, Endang Sukarya menyampaikan, sebelumnya para petugas kebersihan melakukan kerja bakti untuk membersihkan tumpukan sampah.
BACA JUGA: Jalan Cikarang-Cibarusah Sudah Rusak Lagi, Proyek Provinsi Tapi Kualitasnya Dinilai Mengecewakan
Namun setelah penumpukan sampah di satu titik itu dibersihkan, TPA Burangkeng malah libur selama dua hari, karena longsor. Sedangkan, di titik lainnya belum selesai dibersihkan.
Akibatnya kata Endang, kembali terjadi penumpukan sampah, mengingat dalam sehari sampah di Pasar Induk Cibitung mencapai 18-20 truk, dengan asumsi setiap truknya empat sampai lima ton.
BACA JUGA:Patut Ditiru, Warga Ciketing Udik Tangkap Maling dengan Estetik
Apabila dihitung dalam sehari, sampah yang harus diangkut bisa 18 sampai 20 truk.
“Kami punya 16 armada, setiap hari dikerahkan untuk mengangkut ke TPA Burangkeng. Sedangkan sampah setiap harinya yang perlu dibuang, ada sekitar 20 truk. Artinya, masih ada volume sampah sekitar empat truk yang tidak terangkut,” ucapnya.
BACA JUGA:Polres Karawang Tangkap Para Pengedar Narkoba Lewat Info Medsos
Lanjut Endang, pihaknya sudah mencoba untuk mengoperasikan truk untuk mengangkut sampah dua kali dalam sehari.
Hanya saja, di TPA Burangkeng antrian kendaraan sampai ke pemukiman penduduk. Hal itu mengingat, yang tadinya tiga zona, sekarang hanya satu zona.
BACA JUGA:Begini Cara Mendapatkan Beasiswa PIP Rp 1 Juta untuk Para Pelajar
Sedangkan satu zona itu, untuk tempat pembuangan sampah warga se Kabupaten Bekasi.
“Saya sempat bikin perjanjian dengan sopir, agar bisa dimaksimalkan dua rit. Tapi itu tidak bisa, karena antrian di TPA Burangkeng sangat panjang,” terangnya.
Dengan kondisi seperti sekarang, dirinya mengaku, penumpukan sampah yang berada di area Pasar Induk Cibitung, sangat mengganggu pengerjaan revitalisasi. (pra)