“Ini melebihi perencanaan saya, antara yang saya sketsa dengan yang jadi lebih keren jadinya, makanya saya suka merinding pas masuk,” ucapnya.
Masjid Al Jabbar juga diakuinya sebagai masjid tersulit dan terkompleks yang pernah ia rancang.
“Ini terkompleks, tersulit dan terbesar yang Allah takdirkan hadir saat saya jadi pemimpin di Jabar,” ujar Kang Emil.
Pengelolaan Masjid Al Jabbar
Masjid Al Jabbar akan dikelola oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang diketuai langsung oleh Kang Emil. Secara ex-officio wakil ketua DKM Al Jabbar juga akan dijabat oleh Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum dan ketua harian diisi oleh Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmadja.
"Kemudian pengurus DKM-nya yaitu perwakilan 27 aktivis muslim dari 27 kabupaten/kota," sebut Kang Emil.
BACA JUGA: 3 Destinasi Inspiratif, Edukatif dan Berbudaya untuk Dikunjungi Selama Libur Nataru
Ia menjelaskan, untuk dua hingga tiga tahun pertama pengelolaan Masjid Al Jabbar masih menggunakan APBD Jabar. Namun tahun keempat masjid ini akan mandiri secara ekonomi.
“Dua sampai tiga tahun ke depan masjid ini masih menggunakan APBD tapi suatu hari bisa membiayai sendiri,” katanya.
BACA JUGA: Baru Dua Kota di Indonesia yang Menggunakan Bus Listrik
Dari awal pembangunan, Masjid Al Jabbar memang sudah dikonsepkan ekonomi mandiri seperti halnya rumah sakit. Pendapatan dari masjid nantinya tidak akan masuk ke APBD tapi langsung dikelola sendiri.
Kang Emil menyebut Masjid Al Jabbar akan dikonsepkan seperti Masjidil Haram dari segi pengelola hingga memiliki pegawai yang mayoritas untuk warga lokal.
BACA JUGA: Inilah Cara Top Up Saldo GoPay Melalui Indomaret, Alfamart, Alfamidi dan Pegadaian
Itulah kenapa di Masjid Al Jabbar selain kegiatan utamanya adalah beribadah juga akan ada kegiatan ekonomi dan wisata religi.