Depresi, Pemotor Tanpa Helm Masuk Tol Karawang Barat

Rabu 25-01-2023,18:06 WIB
Reporter : admin
Editor : Arie Acong

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Diduga depresi seorang pemotor tanpa menggunakan helm nekat masuk ke Gerbang Tol Karawang Barat, Tol Jakarta-Cikampek. Hal itu viral di media sosial, pada (25/1/2023) sekitar pukul 09.00 wib. 

Dalam video nampak pemotor dengan nopol T 6330 LC tengah mengendarai motor berwarna hitam di jalur tol tanpa mengenakan helm. Pada video narasi disebutkan pemotor tersebut masuk ke jalur tol melalui Gerbang Tol Karawang Barat. 

"Benar peristiwa tersebut. Pemotor diamankan oleh Korlantas Polri," kata Kasat Lantas Polres Karawang AKP La Ode Habibi Ade Jama saat dikonfirmasi, Rabu (25/1/2023).

BACA JUGA: Kejari Kota Bekasi Dianggap Lamban Tangani Kasus Kandang Kambing

Sementara itu, Kapolsek Tirtajaya Iptu Wahyu Kurniawan mengatakan, ia mendapat informasi jika pemotor tersebut warga Dusun Jamantri II, RT 011/004, Desa Sabajaya, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang.

Pemotor tersebut anak dari pegawai kebersihan Puskesmas Tirtajaya.

"Namanya Sanjani, umurnya 37. Dia mengalami penurunan daya berpikir dan penurunan daya ingat atau depresi," jelas Wahyu.

BACA JUGA:Wagub Jabar : Imtak dan Iptek Tak Bisa Dipisahkan

Wahyu menyebut motor yang dikendarai Sanjani mogok di kilometer 44 tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek menuju Jakarta. "Kemudian diamankan, motor diamankan ke Pos PJR Jatibening, sedangkan yang bersangkutan diantar ke sini (Kantor Dinsos Karawang)," ungkapnya. 

Wahyu bersama ibu dan perangkat Desa Sabajaya kemudian menjemput Sanjani ke Kantor Dinas Sosial Karawang.

BACA JUGA: Pengembangan Bisnis BBWM Tunggu Lampu Hijau Pemda Bekasi

Kepala Dinas Sosial Karawang, Ridwan Salam menjelaskan, Sanjani diantar oleh Korlantas PJR setelah diketahui sebagai warga Karawang. Setelah diserahterimakan Polres Karawang kemudian diserahkan ke Dinsos Karawang.

BACA JUGA: Kereen, Desa Pancakarya di Karawang Mulai Menuju Pelayanan Digitalisasi

"Karena ada keluarganya, kami serahkan ke pihak keluarga. Sebab segala keputusan ada di keluarga. Sedangkan untuk pengobatan bisa berkoordinasi dengan dinas kesehatan," pungkasnya. (ri)

Tags :
Kategori :

Terkait