Ia mampu mengubah nasib dirinya sendiri dan masyarakat di desanya dari seorang pembudi daya ikan tradisional menjadi pembudi daya ikan modern yang sukses berkat inovasi teknologi.
Desa Padakembang memiliki potensi besar dalam pembudidayaan ikan nila hitam sehingga menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi setiap rumah ketika memiliki kolam ikan.
Hampir setiap kepala keluarga di Desa Padakembang memiliki kolam ikan yang merupakan warisan turun temurun keluarga.
BACA JUGA:Jatiasih Miliki Dua Taman Baru, Cocok untuk Bermain Anak dan Kumpul-kumpul di Musim Kemarau
Sebelumnya, Abah Acun dengan keterbatasan modal dan pengetahuan hanya dapat mengelola satu kolam ikan dengan hasil panen hanya satu kali dalam setahun.
"Penghasilan waktu itu hanya sebesar Rp1,5 juta. Itu tidak sepadan dengan pengorbanan biaya, waktu, dan usaha yang dilakukan dalam membudidayakan ikan nila hitam selama setahun," ujar Abah Acun.
Namun setelah mengikuti program Desa Digital yang memberikan bantuan teknologi dalam pengelolaan budi daya ikan, termasuk penggunaan teknologi eFeeder, yang mampu mengoptimalkan pemberian pakan ikan, pendapatan Mang Acun meningkat enam kali lipat lebih dari Rp1,5 juta menjadi Rp10 juta dalam satu tahun.***