Jabar, Disway.id- B elum selesai dugaan Pungutan Liar (Pungli), beredar pesan suara berbau intimidasi terhadap murid SMKN 1 Depok, Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos. Terbaru, sosok dibalik pesan suara itu mengerucut pada salah satu guru pada sekolah tersebut.
Menanggapi hal itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat turut bereaksi. Adanya dugaan intimidasi itu tidak dibenarkan apapun bentuknya.
Kepala Disdik Provinsi Jawa Barat, Wahyu Mijaya mengatakan, polemik dugaan Pungli pada SMKN 1 Depok belum tuntas, sehingga dia merasa geram dengan beredarnay pesan suara bernada intimidasi tersebut.
BACA JUGA:Disdik Jabar Terima Dua Mobil stargazer dari PT Hyundai untuk Kompetensi Keahlian TKRO
“Ini saja dugaan punglinya belum selesai, jangan malah masalahnya menjadi lebar kemana-mana,” ungkap Wahyu Mijaya kepada wartawan, Kamis (14/9).
Musababnya, beber Wahyu Mijaya, intimidasi dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan. Karena, perbuatan tersebut tidak dapat ditolerir apapun alasannya.
“Memang tidak dibenarkan melakukan intimidasi apapun bentuknya,” kata Wahyu Mijaya.
BACA JUGA:SMAN 16 Kota Bekasi Pungut Rp3,3 Juta, Pengamat Minta Disdik Jabar Turun Data Kebutuhan Guru Honor
Apabila terbukti, tegas Wahyu Mijaya, Disdik Provinsi Jawa Barat akan memberikan teguran pada SMKN 1 Depok. Apalagi, intimidasi terhadap murid dengan cara-cara yang menyudutkan siswa tidak dibenarkan.
“Jika itu memang ada intimidasi, kami akan lakukan teguran kepada sekolah yang bersangkutan,” beber Wahyu Mijaya.
Sedangkan, Wakil Kepala SMKN 1 Depok Bidang Kemitraan, Enden mengungkapkan, pihaknya akan mencari tahu sosok dibalik pesan suara tersebut.
BACA JUGA:Viral Orang Tua Murid Protes Sumbangan di SMKN 1 Depok, Ini Kata Disdik Jabar
Kendati pesan suara itu menyebutkan secara gamblang nama Kepala Sekolah SMKN 1 Depok, Tatang dan TO 1 yang mengarah kepada Teknik Otomotif, Enden tetap membantah.
“Kami sedang mencari tahu juga,” tutur Enden.
Enden memastikan, SMKN 1 Depok tidak mengarahkan apapun terhadap guru untuk mengintimidasi muridnya. Sehingga, dia menepis apabila sekolah disebut sebagai dalang dibalik pesan suara tersebut.
BACA JUGA:Disdik Jabar optimalkan Sekolah Ramah Anak cegah perundungan siswa
“Iya kami sedang mencari tahu, sekolah tidak ada arahan apapun kepada guru terkait hal ini. Tidak ada arahan apaun, pembelajaran tetap berlangsung seperti biasa,” tandas Enden. (ADV)