BACA JUGA:Pj Wali Kota Bekasi Jadi Pembina Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
“Tujuan utamanya yakni menghasilkan anak badak sumatera untuk mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak sumatera yang kini terancam punah. Anak-anak badak sumatera hasil program pengembangbiakan di SRS TNWK ke depannya dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya,” katanya.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 tahun 2018, badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan satwa liar yang dilindungi di Indonesia. Dalam Daftar Merah IUCN, status konservasi badak sumatera saat ini adalah kritis/CR.
Keberadaannya tersebar di hutan-hutan Sumatera (Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Way Kambas, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan) dan sebagian kecil populasi di Kalimantan Timur.
Ratu Badak Asli TNWK
Plt. Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Hermawan menerangkan, bahwa Ratu merupakan badak asli TNWK yang diselamatkan setelah keluar kawasan TNWK ke Desa Labuhan Ratu, Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur pada tanggal 25 September 2005.
“Untuk pengamanannya dari ancaman perburuan dan kemungkinan tertularnya penyakit zoonosis, memutuskan bahwa badak Ratu perlu ditranslokasi ke SRS TNWK,” jelas Hermawan.
BACA JUGA:Ngelancong, Tradisi Mauludan di Kampung Adat Kranggan yang Masih Dilestarikan
Sementara itu, badak Andalas lahir pada tanggal 13 September 2001 di Cincinnati Zoo, Amerika Serikat dan merupakan anak badak hasil perkawinan antara badak sumatera betina “Emi” dan badak sumatera jantan “Ipuh”.
Badak Ipuh dan Emi merupakan badak sumatera hasil translokasi dari kawasan sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia melalui Ditjen PHPA bekerja sama dengan Sumatran Rhino Trust (SRT) pada periode tahun 1980-1994.
BACA JUGA:Summarecon Villaggio Outlets Hadirkan Pusat Belanja dengan Penawaran Diskon Tiap Harinya
“Andalas mulai menghuni SRS TNWK sejak 21 Februari 2007 setelah melalui perjalanan udara yang melelahkan dari Amerika Serikat hingga tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, serta menguasai Selat Sunda,” imbuh Sumadi Hasmaran, Manager SRS TNWK.
Menurut Saksi sejarah pembangunan SRS TNWK ini, sejak dimulainya upaya pengembangbiakan alami bersama badak Andalas pada akhir tahun 2009, badak Ratu telah berhasil melahirkan tiga ekor anak badak sumatera, yaitu Andatu (2012), Delilah (2016), dan badak yang lahir kemarin (30 /09).
“Pada kelahiran kali ini, badak Ratu melewati masa kebuntingan selama 478 hari hingga melahirkan pada Sabtu hari, 30 September 2023,” pungkas Hermawan mengutip laporan dari tim dokter hewan SRS TNWK.
BACA JUGA:Sepuluh Finalis Duta Genre Karawang Tampil Memukau