Hoaks Gempabumi Susulan Lebih Besar Pukul 23.00 WIB
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno, meluruskan bahwa kabar yang beredar tentang adanya gempabumi susulan yang lebih besar pada pukul 23.00 WIB adalah informasi yang tidak benar dan dibuat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Atang menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat meprediksi kapan akan terjadi gempabumi.
Oleh sebab itu, Atang meminta kepada seluruh masyarakat Sumedang dan sekitarnya agar tidak panik namun tetap waspada. Dia juga meminta agar masyarakat hanya memperbarui informasi terkini terkait gempabumi dan potensi bencana lainnya dari instansi pemerintah seperti BMKG, BNPB, BPBD dan Badan Geologi.
BACA JUGA:Hasil Survei IPN : Masyarakat Yakin Prabowo-Gibran Bisa Merealisasikan Program Konkret Pro Rakyat
“Tidak ada seorang ahlipun yang dapat memprediksi kapan terjadinya gempabumi termasuk gempa susulan. Kalau ada yang mengatakan bahwa nanti akan terjadi gempabumi susulan pada pukul 23.00 WIB itu adalah hoaks,” jelas Atang.
Kendati demikian, Atang tetap meminta masyarakat agar tenang dan berhati-hati dalam menyebarkan informasi termasuk selalu waspada sebagai langkah antisipatif. Gempabumi yang terjadi di Sumedang tergolong berskala kecil sehingga kecil pula kemungkinannya untuk dapat menimbulkan dampak yang besar.
“Sumedang memang hari ini tiga kali terjadi gempa, tapi ini skala kecil. Namun kita harus tetap hati-hati dan siaga,” tandas Atang.
Analisa Gempabumi: Dipicu Sesar Aktif Cileunyi-Tanjungsari
Berdasatkan hasil analisa Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempabumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi – Tanjungsari.
BACA JUGA:Bersiaga di Sejumlah Lokasi Wisata, BNPB Upayakan Wisata Aman Bencana Saat Libur Nataru
Anasila ini juga disimpulkan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG.
Menurut data BG Sesar Cileunyi – Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.
Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat.