KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Postur tubuh anak yang pendek sering dianggap sebagai hasil dari faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya. Sebagai akibatnya, banyak masyarakat yang hanya menerima kondisi tersebut tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan.
Padahal, fakta yang perlu diingat adalah genetika hanya memiliki pengaruh kecil terhadap kesehatan anak bila dibandingkan dengan faktor-faktor lain seperti perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan layanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting sebenarnya merupakan masalah yang dapat dicegah.
Apa saja penyebab stunting pada anak?
Penyebab Stunting Penyebab stunting yang umumnya terjadi pada masa kanak-kanak, terutama dalam dua tahun pertama kehidupan, melibatkan kekurangan gizi kronis, terutama kekurangan gizi dalam jangka waktu yang panjang. Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan stunting meliputi: Kekurangan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization), sekitar 20 persen kasus stunting telah terjadi selama bayi masih dalam kandungan. Kekurangan asupan gizi selama kehamilan menjadi pemicu utama, yang dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil dan berpotensi menghambat pertumbuhan janin. Pola Makan yang Tidak Seimbang Pola makan yang tidak seimbang, termasuk kurangnya konsumsi sayuran, buah-buahan, dan sumber protein, dapat menyebabkan kekurangan nutrisi esensial yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan optimal pada anak. Dalam sebuah jurnal ilmiah berjudul "Risk Factors of Stunting in Children Aged 1-5 Years at Wire Primary Health Care, Tuban Regency, East Java" yang dipublikasikan di Journal of Maternal and Child Health, disebutkan bahwa faktor-faktor genetik, seperti tinggi badan orang tua dan konsumsi ikan, juga dapat memengaruhi risiko terjadinya stunting. Perawatan yang Kurang Memadai Setelah Melahirkan Setelah proses melahirkan, bukan hanya bayi yang membutuhkan perawatan, tetapi ibu juga perlu mendapatkan perawatan yang memadai. Tujuannya adalah agar ibu mampu memberikan ASI dengan kualitas yang memadai untuk Si Kecil. ASI memainkan peran krusial dalam 1.000 hari pertama kehidupan bayi karena dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Jika perawatan pasca melahirkan tidak memadai, ibu berisiko mengalami kelelahan kronis, menghadapi baby blues syndrome, bahkan depresi pasca melahirkan. Kekurangan Gizi pada Anak Anak memerlukan asupan nutrisi yang mencukupi selama 2 tahun pertama kehidupannya. Kekurangan nutrisi seperti protein, zinc (seng), dan zat besi menjadi faktor utama yang dapat menghambat pertumbuhan fisik anak. Kondisi ini dapat terjadi akibat posisi menyusui yang tidak tepat, tidak mendapatkan ASI eksklusif, pola makan yang buruk, hingga kualitas makanan pendamping ASI yang kurang baik. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Pola asuh memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan anak. Pola asuh yang kurang efektif dapat berkontribusi pada terjadinya stunting, terutama terkait dengan praktik pemberian makanan kepada anak. Ketidakperhatian orang tua terhadap kebutuhan gizi Si Kecil dapat meningkatkan risiko stunting. Infeksi Berulang Anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah cenderung rentan terhadap infeksi berulang. Infeksi yang terjadi secara berulang dapat menghambat pertumbuhan anak dan berpotensi menyebabkan stunting. Kurangnya Sanitasi yang Baik Akses yang terbatas terhadap air bersih memiliki dampak pada risiko stunting. Anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak memadai lebih rentan terhadap penyakit. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan juga dapat menyebabkan infeksi yang tidak tertangani, yang pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan anak dan berujung pada stunting. Terbatasnya Akses ke Layanan Kesehatan Menurut penelitian yang terdokumentasikan dalam jurnal ilmiah berjudul "Stunting and associated factors in children of less than five years: A hospital-based study," yang dipublikasikan di Pakistan Journal of Medical Sciences, terdapat berbagai kombinasi faktor yang menyebabkan stunting. Faktor kesehatan ibu yang memprihatinkan menjadi elemen yang tidak boleh diabaikan. Terhambatnya akses ke layanan kesehatan yang memadai, termasuk pemeriksaan rutin, imunisasi, dan perawatan kesehatan anak, dapat menghambat identifikasi dan penanganan dini terhadap masalah pertumbuhan anak. Kehamilan yang Tidak Sehat Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat pada janin sejak dalam kandungan. Kelahiran bayi dengan berat rendah atau tidak optimal meningkatkan risiko stunting pada masa pertumbuhan anak. Pemberian ASI yang Tidak Eksklusif ASI mengandung nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan optimal. Namun, dalam beberapa situasi, kurangnya asupan ASI pada enam bulan pertama kehidupan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada bayi. Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah Berat badan bayi yang rendah (> 2500 gram) bukan hanya menjadi penyebab utama kematian neonatal, tetapi juga meningkatkan risiko stunting. Ini disebabkan oleh belum matangnya saluran pencernaan bayi, yang menyebabkan penyerapan nutrisi dari makanan menjadi kurang optimal. Mengidap Penyakit Jantung BawaanAnak dengan kondisi jantung bawaan mengalami kesulitan dalam menelan makanan dan memiliki keterkaitan dengan fungsi jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh. Kegagalan jantung dalam memompa darah dapat menghambat distribusi nutrisi ke seluruh tubuh, memperburuk risiko terjadinya stunting.