KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Tantrum pada anak bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, membuat banyak orang tua merasa stres dan bingung. Untuk mengatasinya, Moms perlu menerapkan berbagai cara agar anak Moms kembali tenang dan tidak rewel lagi.
Tantrum umumnya dialami oleh anak usia 1-4 tahun, disebabkan oleh terbatasnya kemampuan mereka dalam mengekspresikan perasaan melalui kata-kata.
Karena keterbatasan ini, anak meluapkan emosinya dengan meronta, berteriak, menangis, menjerit, memukul, serta mengentakkan kaki dan tangan ke lantai.
Anak tantrum tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena bisa menjadi kebiasaan buruk dan memengaruhi perkembangan mereka.
Tantrum pada anak memiliki fase tertentu. Agar lebih mudah mengatasinya, yuk kenali fase tantrum pada anak berikut ini Moms!
BACA JUGA:Mengenal Separation Anxiety Disorder yang Bisa Terjadi pada Anak
Fase Tantrum pada Anak
1. Penyangkalan Fase tantrum biasanya diawali dengan penyangkalan. Anak mengabaikan petunjuk dari orang tua atau terpaku dengan tatapan terkejut karena permintaannya tidak dikabulkan. Pada fase ini, anak tidak akan mendengarkan perintah dan nasihat orang tua. 2. Kemarahan Setelah tahap penyangkalan, anak memasuki tahap kemarahan, yang dikenal dengan tantrum itu sendiri. Ini dapat ditandai dengan melempar barang-barang, berteriak, memukul, atau menendang. Kadang anak bisa menangis dan berguling-guling di lantai. Orang tua disarankan tetap tenang dan memastikan anak tidak melukai dirinya sendiri atau orang lain. 3. Tawar-menawar Setelah menunjukkan amarahnya, anak masuk ke tahap tawar-menawar, terutama anak yang sudah bisa berbicara dengan fasih. Anak menawarkan untuk melakukan hal baik jika keinginannya dikabulkan. Jika orang tua tidak setuju, mereka akan mencoba penawaran lain hingga menyadari tawar-menawar tidak berhasil. 4. Kesedihan Kesedihan adalah fase tantrum yang ditandai dengan tangisan. Anak terlihat sedih karena keinginannya tidak dikabulkan dan fase tawar-menawar tidak berhasil. Berikan waktu pada anak untuk mencerna emosinya sambil tetap memberikan rasa nyaman seperti memeluknya. 5. PenerimaanFase terakhir adalah penerimaan. Anak menjadi lebih tenang dibandingkan sebelumnya. Orang tua bisa memanfaatkan fase ini untuk menjelaskan dengan perlahan mengapa keinginannya tidak dikabulkan.
BACA JUGA:Yuk Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Gigi Berlubang pada Anak!
Cara Mengatasi Anak Tantrum
Setelah mengatahui fase tantrum pada anak, Moms juga perlu tahu cara mengatasi anak tantrum agar tidak berlarut-larut dan menimbulkan dampak negatif bagi anak.
Tantrum pada anak bisa menyulitkan dan membuat orang tua merasa kesal, namun di sinilah peran penting orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak, khususnya dalam pembentukan karakternya. Hindari menggunakan kekerasan terhadap anak yang sedang tantrum. Berikut beberapa cara yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi anak yang tantrum. Berikan Pelukan pada Anak Cara pertama untuk mengatasi tantrum pada anak adalah dengan memberikan pelukan. Pelukan dapat membantu meredakan emosi anak. Temani Anak Tetap menemani anak saat mereka tantrum adalah cara lain yang efektif. Ini membantu anak merasa diperhatikan dan tidak diabaikan. Alihkan Perhatian Anak Mengalihkan perhatian anak bisa menjadi metode yang efektif dalam mengatasi tantrum. Ajak anak jalan-jalan atau berikan makanan favoritnya. Hindari Hukuman Fisik Memberikan hukuman fisik seperti memukul anak saat tantrum adalah tindakan yang tidak baik. Pola asuh semacam ini justru memberikan contoh buruk pada anak. Cari Tahu Penyebabnya Setelah tantrum anak mereda, ajak mereka berkomunikasi untuk mengetahui penyebabnya. Dalam beberapa kasus, tantrum bisa disebabkan oleh separation anxiety disorder atau perasaan sedih berlebihan saat berpisah dengan orang tua.Jika Moms sudah mencoba berbagai cara di atas namun tantrum anak tetap sering terjadi dan semakin parah, segera konsultasikan dengan Dokter Spesialis Anak.***