Asal Usul Tahun Hijriah Sampai Kisah Para Nabi di Bulan Muharram

Sabtu 06-07-2024,15:10 WIB
Reporter : Rizsa
Editor : Rizsa

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID- Bulan Muharram, yang merupakan bulan pertama dalam kalender hijriah, memiliki arti "yang dilarang" dalam bahasa Arab, sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah At-Taubah ayat 36. Ayat ini mengatur tentang empat bulan haram, di antaranya adalah Muharram, Zulkaidah, Zulhijah, dan Rajab, di mana aktivitas tertentu, terutama berperang, diharamkan.

Peringatan satu Muharram erat kaitannya dengan hijrahnya nabi Muhammad dari mekah sampai Madinah. Cerita akan pengorbanan Ali bin Abi Tahalib saat menyelematkan Rasulullah juga cukup menyayat hati dan jadi pengingat bagaimana Sejarah besar hari Muharram.

Momen hijrah dari Mekkah ke Madinah dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah Islam. Penanggalan Hijriah yang digunakan umat Islam dinamakan berdasarkan peristiwa hijrah ini, yang menjadi tahun pertama dalam penanggalan tersebut.

Namun, penggunaan kalender Hijriah secara luas dan penetapan resmi sebagai kalender Islam terjadi pada masa Kekhalifahan Rasyidin, khususnya di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab. Penasaran dengan bagaiamanasih perhitungan Tahun hijriah di Zaman Khalifah Umar Memimpin? Simak informasinya di bawah ini : 

1. Asal Usul Tahun Hijriyah


--
Kalender Hijriyah --

Ide untuk merumuskan dan menetapkan kalender resmi Islam muncul karena kesulitan yang dialami oleh gubernur Abu Musa al-Asy’ari dalam mengarsipkan surat-surat yang tidak memiliki penanda tahun. Bangsa Arab pada saat itu biasanya hanya mencatat tanggal dan bulan tanpa menyebut tahun. Contohnya adalah pencatatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dikenal terjadi pada 12 Rabi'ul Awal tahun Gajah, namun tanpa tahun yang spesifik. Penetapan tahun pada suatu peristiwa penting dianggap penting dalam mencatat banyak peristiwa yang terjadi sepanjang tahun.

Melihat urgensi dari situasi ini, Umar bin Khattab mengumpulkan tokoh-tokoh terkemuka dan ahli pada masanya untuk merumuskan sistem penanggalan resmi Islam. Dalam "Konsolidasi Metodologis Kalender Islam Internasional" karya Muh. Rasywan Syarif di Jurnal Bimas Islam, peserta musyawarah termasuk Umar bin Khattab, Usman Bin Affan, Saad bin Abi Waqqas, Shalhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam. Mereka sepakat untuk menggunakan kalender lunar yang berdasarkan peredaran bulan mengelilingi matahari, bukan seperti kalender syamsiat yang umumnya digunakan saat itu.

Kalender komariah ini menghitung satu tahun berdasarkan 12 siklus sinodis bulan atau 12 fase hilal yang tampak setiap bulannya, dengan rata-rata panjang bulan 29,53 hari.

BACA JUGA:Peristiwa Menarik di Hari Asyura Berdasarkan Kisah Para Nabi

Pada musyawarah itu, terjadi perbedaan pendapat mengenai penetapan tahun pertama dalam kalender Islam. Ada lima usul yang diajukan pada waktu itu, termasuk memulai tahun pertama pada saat wafat Rasulullah, Isra Mi'raj, pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul, kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan usul dari Ali bin Abi Thalib untuk memulai kalender Islam sejak hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.

Usul Ali bin Abi Thalib akhirnya diterima oleh anggota musyawarah. Sejak tanggal 8 Rabi'ul Awal 17 H, kalender Islam ditetapkan dan mulai digunakan secara luas di bawah pemerintahan Kekhalifahan Rasyidin.

Kalender hijriah ini terus digunakan dan dinamakan berdasarkan tahun hijrah Nabi Muhammad SAW, menjadi penanggalan resmi umat Islam. 

2. Kisah-Kisah yang Terjadi pada Bulan Muharram

Kategori :