KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID-Self-love atau mencintai dri sendiri menjadi hal penting bagi setiap individu karena bisa membantu mereka untuk belajar menerima dan menghargai diri sendiri. Melalui self-love, kita juga diajarkan untuk bersyukur dan menyadari bahwa kita berharga tanpa terpengaruh oleh penilaian orang lain.
Namun, kadang kala kecintaan kita dengan diri sendiri membuahnya tampak berlebihan sampai bisa menimbulkan sifat egois dan keyakinan bahwa diri sendiri selalu benar. Tentu hal ini jadi sifat buruk yang harus dihindari karena Perasaan cinta diri yang ekstrem juga bisa mengarah pada perilaku narsistik.
Cinta Terhadap Diri Sendiri
Orang dengan sifat narsistik biasanya sangat fokus pada kepuasan dan kepentingan pribadi mereka tanpa memperhatikan perasaan atau kebutuhan orang lain. Berikut ciri-cirinya :
1. Merasa Lebih Penting dan istimewa
Individu yang merasa lebih penting cenderung memposisikan dirinya di atas orang lain dalam berbagai situasi. Mereka sering kali berasumsi bahwa kebutuhan dan keinginan mereka lebih penting daripada orang-orang di sekitar mereka. Misalnya, dalam diskusi kelompok, mereka mungkin mendominasi pembicaraan atau membuat keputusan sepihak tanpa mempertimbangkan pendapat orang lain.
BACA JUGA:7 Wangi Wangian yang Efekif Bikin Lalat Minggat Dari Dalam Rumah
Mereka juga cenderung mencari perhatian, menceritakan pencapaian mereka, atau merasa berhak mendapatkan perhatian khusus dari orang lain. Sikap ini dapat membuat orang lain merasa diabaikan atau kurang dihargai, karena fokus yang berlebihan pada diri sendiri. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara menghargai diri sendiri dan menjaga keberadaan serta perasaan orang lain di sekitar kita.
2. Kurangnya rasa Empati terhadap orang lain
Orang yang kekurangan empati tidak mampu atau tidak mau memahami atau merasakan perasaan serta pengalaman orang lain. Mereka sering kali tidak peka terhadap apa yang dirasakan atau dibutuhkan oleh orang lain karena mereka lebih fokus pada diri sendiri. Misalnya, saat teman mengalami kesulitan atau kesedihan, mereka mungkin tidak dapat memberikan dukungan atau pemahaman yang diperlukan.
Mereka juga bisa kurang sensitif terhadap isyarat non-verbal atau ekspresi emosional orang lain, sehingga sulit untuk merespons dengan empati. Kurangnya empati dapat menyebabkan hubungan sosial menjadi tegang atau sulit, karena orang lain merasa tidak didengarkan atau dipahami dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk belajar dan mengembangkan kemampuan empati agar dapat terhubung lebih baik secara emosional dengan orang lain dan membangun hubungan yang lebih sehat.
3. Perasaan diri sendiri Terlalu Berharga
Orang yang merasa terlalu berharga cenderung menganggap dirinya sebagai individu yang unik, istimewa, atau lebih berharga dibandingkan orang lain di sekitar mereka. Mereka sering memiliki pandangan tinggi tentang diri mereka dan merasa layak mendapatkan perhatian atau pengakuan khusus. Misalnya, mereka mungkin menunjukkan sikap sombong atau merasa tidak perlu bergaul dengan orang yang dianggap kurang “sepadan”.