Yap, kulit kentang! Bahkan ada penelitian yang mengungkapkan bahwa kadar antioksidan pada kulit kentang lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin C. Antioksidan yang meliputi flavonoid dan total fenolik inilah yang berperan penting sebagai agen antimikroba untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Mekanismenya, kulit kentang ini dikeringkan kemudian diambil ekstraknya untuk selanjutnya di sintesis dengan larutan perak menjadi nanopartikel perak. Metode ini disebut juga dengan green synthesis nanopartikel, atau sintesis nanopartikel dari bahan alam.
Pada bakteri, nanopartikel perak ini akan melepaskan ion peraknya secara berkala yang memungkinkan mikroorganisme terbunuh. Ukurannya yang sangat kecil ini memungkinkan nanopartikel mengubah struktur sel bakteri, sehingga sel menjadi rusak dan bakteri menjadi mati. Berdasarkan penelitian, nanopartikel perak dari kulit kentang ini efektif menghambat pertumbuhan bakteri B. cereus dan S. typhimurium.
BACA JUGA:Sedang Asyik Indehoy di Kamar Kost, 34 Pasangan Mesum di Karawang Digelandang Satpol PP
Hingga saat ini, green synthesis nanoparticle masih terus diteliti dalam skala kecil untuk dapat di aplikasikan pada skala industri. Lebih lanjutnya lagi nanopartikel perak yang di sintesis dari kulit kentang ini dapat digunakan sebagai bahan pengawet, bahan pengemas, bahkan dapat digunakan untuk sebagai bahan pembersih. Namun penggunaannya masih harus diteliti lebih lanjut agar ditemukan formulasi yang tepat sehingga dapat memberikan manfaat secara maksimal. ***