Mengenal Sosok Marie Antoinette yang Dikaitkan dengan Erina Gudono, Hidup Hedon hingga Menyulut Amarah Rakyat

Minggu 25-08-2024,21:10 WIB
Reporter : Putri
Editor : Putri

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Baru-baru ini Marie Antoinette menjadi perbincangan hangat. Hal ini karena sang Ratu Perancis tersebut dikaitkan dengan Istri Kaesang Pangarep, yaitu Erina Gudono.

Menantu Presiden Jokowi tersebut disebut mirip dengan Marie Antoinette dari segi gaya hidup. Erina Gudono yang tengah menempuh studi S2 di University of Pennsylvania ini membagikan kegiatannya selama di Amerika Serikat. Mulai dari makan roti seharga Rp400 ribu, membeli stroller bayi Rp23 Juta, hingga Ia dan Kaesang diduga menaiki jet pribadi Gulfstream.

Mengenal Sosok Marie Antoinette

. Lahir di Wina, Austria, pada 2 November 1755, ia berasal dari dinasti Habsburg, kerajaan Austria yang kekuasaannya meliputi Austria, Hungaria, hingga Belanda Selatan.

 

Marie-Antoinette adalah Ratu Prancis dari tahun 1774 hingga 1793 dan sering dikaitkan dengan kemerosotan monarki Prancis. Ucapannya yang terkenal, "Let them eat cake," sering dianggap sebagai bukti ketidakpeduliannya terhadap kondisi buruk yang dialami rakyatnya, sementara dia hidup dengan kemewahan. Namun, kemungkinan besar dia tidak pernah mengucapkan kata-kata tersebut.

 

Meskipun dibesarkan di keluarga bangsawan, Marie tidak memanfaatkan keistimewaannya untuk mengembangkan diri. Berbeda dengan anggota keluarga lainnya yang cerdas, dia bahkan tidak bisa membaca dan menulis, sehingga tidak menguasai sejarah, geografi, dan ilmu sosial lainnya.

 

Masa mudanya, ia menjadi pion dalam permainan diplomatik Eropa, saat Prancis dan Austria mencoba menavigasi jaringan aliansi yang rumit setelah Perang Tujuh Tahun.

 

Sebagai putri ke-11 dari Kaisar Romawi Suci Francis I dan Maria Theresa, Marie-Antoinette baru berusia 14 tahun ketika dia menikah dengan Dauphin Louis, cucu Raja Louis XV dari Prancis, Louis Auguste, pada 16 Mei 1770.

 

Stigma sebagai perwakilan Austria, yang hubungan dengan Wina tidak populer di Prancis, melekat padanya sepanjang hidupnya.

 

Pernikahan ini, menurut biografi Marie Antoinette: The Journey (2001), bermotif politik untuk memperkuat hubungan antara Prancis dan Austria, dua kerajaan besar di Eropa. Pernikahan ini juga mengubah hidup Marie, dari seorang bangsawan biasa menjadi Ratu Prancis ketika suaminya diangkat menjadi Raja Louis XVI pada 11 Juni 1775.

 

Melansir Britannica, Louis, suaminya menjadi suami yang kurang perhatian. Saat Louis naik takhta, Marie Antoinette mulai menarik diri untuk mencari teman dan hiburan di antara lingkaran favorit dan teman-teman politik yang rentan, yang mungkin bisa dihindarinya jika kehidupan pribadinya lebih memuaskan.

 

Teman paling dekatnya sejak saat itu adalah Princess de Lamballe. Sebagai ratu, kecantikan Marie memukau rakyat, tetapi ia tidak memahami situasi negara. Ia menghabiskan banyak waktu untuk pesta, berdansa, bersolek, dan berjudi—kebiasaan yang lazim di kalangan bangsawan Prancis, tetapi Marie melakukannya tanpa mempertimbangkan kondisi negara yang sedang mengalami krisis.

 

Di bawah pemerintahan Louis XVI, Prancis menghadapi kemerosotan ekonomi. Kas negara hampir kosong karena dana besar yang dialokasikan untuk mendukung Revolusi Amerika, sementara utang semakin menumpuk. Upaya menaikkan pajak untuk menutupi anggaran tidak berhasil, dan rakyat menderita kelaparan dan kesulitan hidup. Namun, Marie tetap abai dan melanjutkan gaya hidupnya yang mewah, termasuk membeli dua istana baru dengan menggunakan dana negara.

 

Meskipun istana berusaha menutup-nutupi aksi hedonis Marie, cerita ini tetap bocor ke telinga rakyat. Berbagai mitos tentang kehidupan mewahnya, termasuk rumor tentang perilaku buruknya terhadap rakyat yang kelaparan, mulai menyebar. Salah satu rumor yang terkenal adalah ucapannya, "Jika mereka tidak bisa makan roti, biarkan mereka makan kue!"

Kategori :