"Karena disana tidak ada pabrik ataupun industri. Matapencaharian masyarakat disana itu bertani dan berkebun. Dan fenomena ini titik nya juga jauh dari ladang maupun pemukiman warga. Jadi warga tidak ada yang merasa terganggu," ujar Iwan.
Sementara itu, Kepala Bidang PPL DLH Kabupaten Karawang Melly, menyampaikan, pihaknya sudah melakukan verifikasi lapangan ke Desa Segaran Kecamatan Batujaya dan Desa Telukbuyung Kecamatan Pakisjaya pada Selasa, tgl 17 September 2024 lalu.
"Kami langsung terjun ke titik kejadian untuk melakukan verifikasi lapangan terkait munculnya gelembung udara di sungai Citarum segmen Batujaya - Pakisjaya," ujar Melly.
Ia menjelaskan berdasarkan fakta dan temuan di lapangan, bahwa gelembung udara yang berasal dari dasar sungai itu muncul di beberapa titik pada pada tanggal 14 - 16 September 2024 lalu.
BACA JUGA:ExtraJoss Ajak Masyarakat Indonesia Berikan Energy Extra untuk Garuda Menuju Pentas Dunia
BACA JUGA:Tips Memilih Obat Batuk OTC yang Tepat: Panduan dari Dokter Spesialis
"Terjadinya kemunculan gelembung udara dari dasar sungai Citarum itu, terjadi di beberapa titik, mulai dari Desa Segaran Kecamatan Batujaya dan Desa Telukbuyung Kecamatan Pakisjaya, yang berjarak sekitar 3 km," papar Melly.
Melly menuturkan, menurut keterangan warga, gelembung udara yang keluar dari dasar sungai membawa lumpur berwarna hitam, mengeluarkan bau menyengat, menimbulkan arus/gelombang air dan membentuk lingkaran hitam dengan diameter bervariasi antara 1-8 meter.
"Hal ini tergantung dari kedalaman sungai dan kekuatan gelembung udara, bahkan ada yang mancur ke atas permukaan air, yang terlihat oleh warga yang tinggal di bantaran sungai tetapi tidak sempat merekam karena ada rasa takut," ungkap Melly.
Ia mengatakan, durasi waktu munculnya gelembung udara bervariasi, mulai dari 30 menit, satu jam bahkan ada yang sampai seharian.
BACA JUGA:Kenali Gejala Penyakit Batuk dan Cara Mengatasinya
BACA JUGA:Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem, Pemkab Bekasi Dapat DIF Senilai Rp 18,1 Miliar
"Warga yang berhasil merekam kejadian tersebut berada di lokasi penyeberangan sungai yang menggunakan perahu eretan yang berada di Dusun Rengaslima Desa Segaran Kecamatan Batujaya dan Dusun Tenjojaya Desa Telukbuyung Kecamatan Pakisjaya," kata Melly.
Selain itu, kata dia, menurut keterangan tokoh masyarakat di Desa Segaran Kecamatan Batujaya, bahwa sejak dulu di wilayah tersebut tidak ada warga yang berani membuat sumur bor, karena setiap melakukan penggalian sumur selalu ada gas yang keluar dari dasar sumur.
"Jadi, setiap kali warga melakukan penggalian sumur, selalu ada gas yang keluar dari dasar sumur. Karena wilayah disana memang memiliki kandungan gas alam," ucap Melly.