KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Saat bayi baru lahir atau sedang tidur, Moms mungkin mendengar suara napas yang terdengar seperti ‘grok-grok’. Karena tubuh bayi yang belum berfungsi sepenuhnya, suara yang tidak biasa ini bisa menimbulkan kekhawatiran.
Secara alami, saluran napas bayi (seperti juga pada orang dewasa) memang mengandung cairan atau lendir yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Lendir ini berfungsi untuk menangkap partikel, kuman, atau debu yang berpotensi berbahaya, dan kemudian dikeluarkan melalui batuk atau ditelan.
Meski umumnya normal, jika Moms masih merasa khawatir, ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan bahwa kondisi bayi mungkin membutuhkan pemeriksaan dokter. Lalu, apa penyebab dan cara menangani nafas bayi yang bunyi 'grok-grok'? Yuk, simak lebih lanjut untuk mengetahui lebih dalam! BACA JUGA:Bisa Sebabkan Obesitas, Seberapa Sering Anak Boleh Konsumsi Mie Instan? Yuk Cari Tahu Moms!
Mengapa Napas Bayi Berbunyi ‘Grok-Grok’?
Bayi memiliki sistem tubuh yang belum sepenuhnya berkembang. Akibatnya, napas bayi baru lahir sering terdengar berbeda dari anak yang lebih besar atau orang dewasa. Hidung si Kecil juga baru belajar menghirup udara dengan saluran napas yang masih kecil.
Selain itu, mekanisme batuk bayi belum seperti anak-anak yang lebih besar, sehingga produksi lendir yang berlebihan bisa menyebabkan suara ‘grok-grok’, seolah ada lendir yang menghambat di dalamnya.
Penyebab Produksi Lendir Berlebihan
Berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan produksi lendir berlebih dan napas bayi terdengar berbunyi:
- Iritan Lingkungan: Debu, asap rumah tangga, bulu hewan, dan asap rokok bisa menjadi iritan yang memicu produksi lendir berlebih.
- Alergi: Bayi dengan riwayat keluarga yang memiliki kecenderungan alergi bisa mengalami reaksi terhadap udara dingin, debu, bulu, atau bahkan alergi terhadap protein susu sapi.
- Infeksi: Jika bayi terkena infeksi bakteri atau virus, gejala napas berbunyi dapat disertai dengan demam.
Kapan Orang Tua Harus Waspada?
Untuk mengetahui apakah suara napas bayi perlu dikhawatirkan, perhatikan tanda-tanda berikut:
- Sesak napas, ditandai dengan frekuensi napas yang cepat (usia 0-2 bulan: lebih dari 60 kali per menit, 2-12 bulan: lebih dari 50 kali per menit, lebih dari 1 tahun: lebih dari 40 kali per menit).