Tingkatkan Pemantauan dan Kesehatan Balita, Dinkes Karawang Gelar Optimalisasi Pelayanan Kesehatan

Senin 28-10-2024,14:00 WIB
Reporter : Aufa Zahra
Editor : Ilham Prayogi

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang menggelar pertemuan optimalisasi pelayanan kesehatan balita melalui penguatan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini dan Tumbuh Kembang (SDIDTK) di Hotel GKI.

Pertemuan yang dilaksanakan pada 23 September 2024 ini dihadiri oleh 50 programer SDIDTK dari Puskesmas se-Kabupaten Karawang.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemantauan dan pelaporan kesehatan balita serta meningkatkan literasi masyarakat. Selain itu, acara ini juga berupaya mengedukasi tentang konvergensi dan keterpaduan lintas sektor hingga tingkat sekolah.

Dr. Eneng Sukmayanti, Ketua Tim Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Karawang, menjelaskan bahwa Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan primer memiliki tanggung jawab besar dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, termasuk kegiatan SDIDTK.

"Kegiatan ini penting untuk mendeteksi dini penyimpangan tumbuh kembang balita dan anak prasekolah, agar dapat ditentukan intervensi yang tepat," ujarnya.

BACA JUGA:Tingkatkan Kapasitas, BUMDes Kabupaten Bekasi Ikuti Pelatihan Penggunaan Aplikasi Barang Nanufaktur

BACA JUGA:Atlet Wushu Asal Kabupaten Bekasi Tasya Ayu Raih Emas di '3rd Taolu World Cup' Yokohama

Dr. Eneng menyoroti pentingnya mutu pelayanan yang optimal dan sistem rujukan yang terstruktur antara Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL). "Kita harus terus meningkatkan kompetensi SDM dalam pelayanan neonatal dan bayi," tambahnya.

Berdasarkan data, capaian pelayanan kesehatan balita di Indonesia pada tahun 2021 hanya mencapai 62,97%, jauh dari target 100%.

Angka ini menurun menjadi 59,09% pada tahun 2022 hingga bulan Oktober. Namun, survei status gizi menunjukkan adanya penurunan prevalensi stunting yang signifikan dari 24,5% pada 2021 menjadi 20,2% pada 2022.

Dengan target Jabar Zero Stunting pada tahun 2023 dan penurunan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024, upaya ini diharapkan dapat mengatasi masalah gizi yang dihadapi balita, seperti kekurangan energi protein, anemia gizi besi, dan stunting. "Kami optimis bahwa dengan kerja sama lintas sektor, target ini dapat tercapai," tutup Dr. Eneng.

BACA JUGA:KidZania Jakarta, MMKSI Kembangkan Perangkat Lunak Terbaru Untuk Mitsubishi Motors Car Design Center

BACA JUGA:Peringati Hari Sumpah Pemuda, Ahmad Syaikhu: Peran Pemuda Semakin Kian Berkembang dan Kreatif

Melalui pertemuan ini, diharapkan program SDIDTK di Kabupaten Karawang semakin efektif dan berkelanjutan, demi meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan balita di wilayah ini.

Kategori :