KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Dalam rangka mendukung target nasional penurunan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mengadakan pertemuan penguatan program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) di Hotel GKI, Karawang.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 programmer SDIDTK dari Puskesmas di seluruh Kabupaten Karawang dan bertujuan untuk meningkatkan pemantauan serta optimalisasi pelayanan Kesehatan bagi balita.
Ketua Tim Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, dr Eneng Sukmayanti, menyatakan bahwa pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara berbagai sektor untuk meningkatkan kualitas pemantauan Kesehatan balita serta edukasi gizi yang komprehensif.
Melalui pertemuan ini, tim dinas Kesehatan keluarga menekankan pentingnya peran lintas sektor, termasuk keluarga dan sekolah, dalam pemantauan pemenuhan gizi balita untuk mengurangi angka stunting,” ujar dr. Eneng.
BACA JUGA:Tuntut Kenaikan Upah, Ratusan Buruh FSPMI Gelar Aksi Demonstrasi di Depan Kantor Pemda Karawang
Stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis pada anak usia dini, masih menjadi tantangan Kesehatan serius di Indonesia. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan prevalensi stunting nasional sebesar 21,6%, sementara Jawa Barat telah mancapai angka 20,2% lebih rendah dari target provinsi yang ditetapkan pada 21,2%. Menurut dr. Eneng, penurunan angka stunting yang signifikan pada 2022 ini menandakan langkah maju, namun diperlukan upaya yang lebih terstruktur agar target 14% pada 2024 dapat tercapai.
Dr. Eneng mengatakan di kabupaten Karawang, peningkatan mutu pelayanan kesehatan balita di Puskesmas serta deteksi dini melalui SDIDTK menjadi bagian integral dalam mendukung target nasional dan provinsi. Setiap programmer SDIDTK di lapangan memiliki peran penting dalam mendiagnosis keterlambatan tumbuh kembang atau masalah gizi secara cepat dan akurat.
Selain deteksi dini, peningkatan cakupan pelayanan kesehatan balita juga menjadi salah satu fokus utama dalam upaya pencegahan stunting di Kabupaten Karawang. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia, cakupan pelayanan Kesehatan balita secara nasional hanya mencapai 62,97% pada 2021 dan menurun menjadi 59,09% hingga Oktober 2022, jauh dari target 100%. Dengan memperkuat pemantauan Kesehatan rutin melalui SDIDTK, Kabupaten Karawangg menargetkan cakupan yang lebih luas dan berkualitas dalam layanan Kesehatan balita.
Di samping itu, pertemuan ini juga membahas pentingnya pemantauan gizi balita. Masalah gisi seperti kekurangan energi protein (KEP), kekurangan vitamin A (KVA), anemia gizi besi (AGB), gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), serta gizi lebih, turut menjadi perhatian untuk mencegah stunting dan masalah tumbuh kembang lainnya.
BACA JUGA:Tingkatkan Pemantauan dan Kesehatan Balita, Dinkes Karawang Gelar Optimalisasi Pelayanan Kesehatan
BACA JUGA:Tingkatkan Kapasitas, BUMDes Kabupaten Bekasi Ikuti Pelatihan Penggunaan Aplikasi Barang Nanufaktur
Menurut dr. Eneng, optimalisasi pemantauan dan pengawasan gizi secara berkala, baik di rumah maupun di sekolah, adalah langkah preventif yang efektif dalam mencegah stunting dan memastikan anak-anak tumbuh dengan sehat.
Upaya penguatan SDIDTK di Kabupaten Karawang juga mencakup keterpaduan antara sektor kesehatan, pendidikan, dan keluarga. Dinas Kesehatan Karawang berharap program ini dapat membangun kesadaran akan pentingnya gizi sejak dini dan mendorong keterlibatan sekolah dalam memastikan kebutuhan gizi anak-anak terpenuhi.