"Fermentasi ini dilakukan sekitar satu bulan, tapi optimalnya dua bulan. Karena ada proses pembusukan yang dijalankan mikroba. Mikroba ini kami ambil di empang dan saluran irigasi. Setelah itu baru bisa digunakan. Semua kan butuh proses," ujarnya.
Dede mengakui bahwa kapasitas pengolahan kompos belum terukur secara pasti. "Alat untuk mengukur timbangan belum siap. Namun, kami tetap terus bergerak maju, tidak ingin terhenti karena kendala. Kami jalankan dulu prosesnya," ujarnya.
Dede mengungkapkan kedepan akan berencana untuk berkolaborasi dengan perusahaan lain dalam pengadaan timbangan. "Kami ingin bisa mengukur berapa sampah yang datang dari luar dan dari internal, serta berapa hasil kompos yang kami dapatkan," jelasnya.
BACA JUGA:Fairy Tail: 100 Years Quest Episode 18, Sinopsis dan Tempat Nontonnya
BACA JUGA:Kode Hadiah Terbaru Game Pocket Arena Next Gen November 2024, Ada Karakter Baru!
Ia menerangkan, untuk memaksimalkan program ini, pihaknya telah memberikan pelatihan kepada para petugas RTH Kehati dan mandor taman pada tanggal 5 Oktober 2024 lalu. "Pelatihan ini penting untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam mengolah sampah organik menjadi kompos," ungkapnya.
Pelatihan pengolahan kompos ini merupakan salah satu upaya konkret RTH Kehati Karawang dalam mendorong pengelolaan sampah organik yang lebih berkelanjutan. Semoga program ini bisa terus berjalan dan menginspirasi lembaga lain untuk menerapkan metode pengolahan kompos yang ramah lingkungan. (Siska)