KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID- Berwarna Putih layaknya kapas, terbang melayang di atas langit biru, apa lagi kalau bukan awan? Siapapun orang pasti pernah membayangkan menyentuh, menunggangi, atau bahkan setara.
Apakah rasanya benar-benar seperti kapas? Mengingat bentuknya sangat mirip dengan permen kapas.
BACA JUGA:Ini Dia Formula Baru Tangkal Masuk Angin yang Tidak Angin-anginan
Eitss.. jangan sampai kamu meremehkan awan ya. Meskipun berwarn putih, gak selamanya awan memberikan langit baik yang cerah. Ada kalanya awan bisa berubah bentuk maupun warna.
Awan yang terlihat imut ini bisa berubah menjadi sangat besar, berwarna gelap, bahkan disertai hujan dan petir yang menakutkan!
Kadang-kadang, awan tampak menggemaskan, ada kalanya awan juga jadi menyeramkan seperti halnya dengan sifat Wanita yang sering mengalami mood swing.
Tapi sebenarnya apa itu awan? Awan adalah kumpulan uap udara yang mengembun di atmosfer, bisa berbentuk tetesan udara atau kristal es.
BACA JUGA:Profil Singkat dr Zaidul Akbar, Jadi Dokter Sekaligus Ustadz Muda, Videonya Viral di Tik Tok!
Bila kamu pernah berpikir untuk naik ke tempat tinggi hanya untuk menyentuh awan maka urungkan niatmu. Meskipun terlihat empuk dan tebal, awan tidak cukup kuat untuk ditumpangi.
Apalagi jika kita bisa menyentuhnya, awan hanya terdiri dari tetesan udara dan kristal es, seperti kabut. Awan tidak memiliki rasa dan tekstur khusus yang bisa dikonsumsi manusia.
Kenalan Lebih Jauh Dengan Bapak Awan – Luke Howard
Rasanya kurang lengkap jika kita membahas awan tanpa menyebut Luke Howard, yang dikenal sebagai 'bapak awan'. Howard adalah seorang ahli kimia asal Inggris yang lahir pada tahun 1772.
Meskipun profesinya adalah ahli kimia, kecintaannya terhadap langit membuatnya menjadi seorang ahli meteorologi amatir yang berpengaruh, terutama dalam studi tentang awan.
Luke Howard mempunyai Kebiasaan Menatap Awan
Minat Howard terhadap awan dimulai sejak ia masih di sekolah dasar. Ia sering menghabiskan waktu menatap langit tanpa memperhatikan pelajaran.
BACA JUGA:Gaji Guru Bakal Naik Tahun 2025, Ini Janji Prabowo Menjamin Kesejahteraan Guru Indonesia
Siapa sangka, kebiasaannya justru memberikan dampak besar pada ilmu meteorologi. Dimana pada tahun 1802, Howard berhasil mengklasifikasikan tiga bentuk dasar awan beserta variasinya.
Bentuk dasar awan ketiga tersebut adalah Cirrus, Cumulus, dan Stratus. Cirrus adalah awan yang berbentuk seperti serat atau rambut. Cumulus memiliki bentuk seperti gumpalan atau tumpukan, sedangkan Stratus terlihat seperti lapisan tipis atau lembaran.
Dari cerita Luke Howard si Bapak Awan. Kita bisa mempelajari bagaimana Kebiasaan kecil bisa menjadi hal yang berarti jika dipelajari dengan serius.