Guna Minimalisir Hambatan Pembangunan 2025, Bappeda Susun Manajemen Risiko

Kamis 05-12-2024,17:59 WIB
Reporter : Yudi
Editor : Yudi

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Sekretaris Badan (Sekban) Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi, Didik Setiadi pimpin rapat internal dalam pembahasan penyusunan manajemen risiko tahun 2025. 

Rapat ini diikuti oleh pegawai Bappeda dengan fokus utama pada langkah-langkah strategis dalam proses manajemen risiko untuk perencanaan pembangunan pada tahun mendatang.

Didik menjelaskan, bahwa manajemen risiko adalah langkah penting untuk meminimalisir dampak yang dapat menghambat pencapaian tujuan, baik dalam penyusunan rencana pembangunan daerah maupun implementasinya. 

Oleh karenanya, Didik berharap, dapat terciptanya pemahaman yang lebih komprehensif dan komitmen kuat dari seluruh jajaran Bappeda untuk menerapkan praktik manajemen risiko yang optimal.

Maka dari itu, dengan manajemen risiko yang komprehensif dan terintegrasi, diharapkan seluruh program pembangunan tahun 2025 dapat terlaksana dengan efektif, tepat sasaran, serta minim risiko.

Selain itu, adapun beberapa pembahasan dalam rapat tersebut, seperti membahas tahapan penting manajemen risiko, penetapan konteks risiko, identifikasi risiko dan analisis risiko. 

"Tentunya langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu setiap bidang dalam memahami risiko yang mungkin muncul dan menyusun strategi mitigasi yang tepat," ungkap Sekban Bappeda Kabupaten Bekasi. 

BACA JUGA:Longsor di Sukaresmi Cikarang Selatan Meluas, Keselamatan Warga Makin Terancam

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi, Agus Budiono menyebutkan, telah memetakan sejumlah permasalahan dan kerangka umum di Kabupaten Bekasi. 

Akan tetapi, kata Agus, untuk visi misi dan prioritas program akan disesuaikan dengan kepala daerah terpilih berdasarkan permasalahan dan isu strategis Kabupaten Bekasi.

Ia juga menerangkan terdapat beberapa isu penting yang perlu perhatian, diantaranya  peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan, ketersediaan air bersih yang aman, ketersediaan pangan, infrastruktur, utilitas dan ruang publik yang inklusif. 

Selain itu, karena Kabupaten Bekasi sebagai destinasi investasi global maka diperlukan fokus pada peningkatan decent jobs, link and match, kewirausahaan, tata kelola kolaboratif dan transformasi layanan publik.

“Kami melakukan perumusan berdasarkan pendataan permasalahan secara makro di Kabupaten Bekasi," kata Agus saat lalu. (adv)

Tags :
Kategori :

Terkait