MEMPUNYAI keturunan adalah idaman setiap pasangan menikah. Itu sebabnya pasutri selalu berusaha dan fokus. Itu disampaikan dokter ahli kandungan, dr Ali Mahmud SpOG-KFER. Menurutnya, pasangan suami istri (pasutri) akan melakukan berbagai cara agar cepat hamil. Namun, ada banyak kasus menikah lama tetapi belum juga dikaruniai anak. Pasutri dikatakan kurang subur (subfertil) apabila sudah menikah setahun dan melakukan hubungan suami istri secara rutin tanpa menggunakan kontrasepsi, tetapi belum hamil. Hal ini bila usia istri di bawah 35 tahun. Jika usia istri lebih dari 35 tahun, waktu menunggu tersebut menjadi hanya enam bulan. “Kalau mengalami kondisi tersebut, segera konsultasi dengan dokter kandungan atau ahli fertilitas untuk mendeteksi adanya kelainan atau hal yang dapat menggangu program kehamilan,†kata dokter Ali Mahmud pada webinar bertajuk ‘Peran Laparoskopi dalam Program Kesuburan’, Jumat (27/8/2021). Dijelaskannya, secara umum dokter akan menyarankan pemeriksaan dasar fertilitas, meliputi analisa cairan pria, pemeriksaan USG transvagina, dan pemeriksaan HSG pada wanita. Jika dianggap belum cukup dan perlu pemeriksaan selanjutnya, maka salah satu cara yaitu melalui teknik bedah invasif minimal (laparoskopi). “Faktanya, operasi laparoskopi mempunyai peran untuk melakukan diagnosis (mendeteksi kelainan) dan sekaligus bisa melakukan terapi (tindakan operasi), kelainan yang sudah dikoreksi dengan laparoskopi akan meningkatkan kesempatan kehamilan,†papar dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Fertilitas dan Endokrinplogi di Siloam Hospitals Surabaya ini. Menurutnya, bila wanita belum hamil setelah satu tahun menikah dengan melakukan hubungan suami istri secara teratur disarankan untuk konsultasi dulu dengan dokter ahli kandungan. Dokter Ali Mahmud mengatakan, jika dicurigai salah satu penyebabnya membutuhkan tindakan laparoskopi dan atau histeroskopi. Seperti timbul rasa nyeri menjelang dan saat menstruasi, hidrosalfing (pembengkakan saluran telur yang berisi cairan), dicurigai ada pelengketan di organ reproduksi yang ada dalam rongga perut, kista yang timbul di indung telur, mioma uteri, polip endometrium, dan pendarahan pada rahim yang tidak normal. Laparoskopi adalah jenis prosedur bedah yang memungkinkan ahli bedah untuk mengakses bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar di kulit. Prosedur ini juga dikenal sebagai operasi lubang kunci atau operasi invasif minimal. Melalui tindakan laparoskopi dengan menggunakan alat laparoskop, pasien bisa menghindari sayatan besar yang biasa dilakukan pada operasi konvensional. Laparoskop berbentuk seperti sebuah tabung kecil. Alat ini dilengkapi dengan cahaya dan kamera. Dokter Ali Mahmud menyatakan, operasi laparoskopi juga dapat membantu mengatasi beberapa kasus seperti halnya hamil di luar kandungan, membantu menegakkan diagnostik yang berhubungan dengan fertilitas, histerektomi (angkat kandungan), endometriosis, kista, bahkan prolas uteri. “Dokter akan mengevaluasi sistem reproduksi wanita termasuk, ovarium, rahim dan saluran tuba, serta beberapa keadaan seperti endometriosis, PCOS, perlengketan pada organ reproduksi bagian sehingga bisa dilakukan tindakan perbaikan jika ditemukan indikasi masalah yang mungkin menghambat fertilitas,†jelasnya. Dia juga menjelaskan, jika memang ada masalah yang mengganggu kesuburan, penting berkonsultasi dengan dokter spesialis, mengubah gaya hidup bila hal ini ditengarai sebagai salah satu penyebab ketidaksuburan seorang wanita. “Pasien bisa rutin berolahraga dan konsumsi makanan sehat, hindari minum obat-obatan terlarang dan alkohol, menghindari stres dan istirahat cukup,†kata dokter Ali Mahmud. (bbs/kbe)
Belum Hamil Tetapi Rutin Begituan, Ini Saran Dokter Ahli Kandungan
Sabtu 28-08-2021,11:30 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :