Lebih lanjut, Agung menyebutkan bahwa Bendung BSH 0 memiliki fungsi ganda, yakni mengairi sekitar 7.000 hektare lahan pertanian dari BSH 0 hingga BSH 34, sekaligus menjadi infrastruktur pengendali banjir di wilayah hilir Bekasi hingga Muara Gembong.
“Makanya kita bangun di titik BSH 0, karena dari sini air bisa dialirkan ke area pertanian sekaligus menjadi pengendali banjir. Nanti debit air tinggi bisa diatur melalui sistem buka-tutup bendung,” jelasnya.
Pembangunan Bendung BSH 0 sendiri merupakan proyek kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Setelah pembangunan selesai, bendung ini akan dihibahkan kepada BBWS untuk dikelola dan dipelihara.
“Kita hanya membangun. Setelah selesai, asetnya diserahkan ke BBWS Citarum. Untuk perawatan dan operasional mereka yang akan mengelola,” tambahnya.
Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Ida Farida memastikan pihaknya akan menindaklanjuti arahan Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi untuk segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar persoalan pasokan material dapat teratasi.
“Pak Bupati insyaallah segera berkoordinasi dengan Pak Gubernur. Kami di level teknis juga melakukan koordinasi agar proyek ini bisa selesai tepat waktu,” pungkasnya. (Iky)