METRO JAKARTA - Salah satu dampak gempa berkekuatan 6,2 SR di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) pada Jumat (15/1), mengakibatkan timbulnya tanah longsor di Bukit Meikarta.
Kapolda Sulbar Irjen Eko Budi Sampurno melaporkan adanya satu unit rumah yang terkena longsor dan hingga sore tadi (18/1) masih terdapat 3 korban yang masih belum ditemukan. Satu unit eskavator dikerahkan untuk membantu proses pencarian dan evakuasi korban.
"Ada satu rumah yang terkena longsor di Bukit Meikarta, Kabupaten Mamuju ini masih dalam rangka pencarian,†ujarnya dalam video conference pada Senin (18/1) sore langsung dari Posko Penanganan Darurat Gempa Bumi Sulawesi Barat di Kompleks kantor Gubernur Sulbar
Dalam penanganan di lokasi longsor terus dilakukan upaya pencarian korban dengan melibatkan dari berbagai pihak, antara lain Basarnas, Brimob Sulawesi Selatan, Brimob Sulawesi Barat serta bantuan dari PMI Bone.
Sementara itu, Karo Ops Polda Sulbar Kombes Pol Muhammad Helmi meminta masyarakat untuk tidak panik dan tidak terpengaruh dengan adanya informasi tidak bertanggung jawab atau berita hoaks yang banyak muncul di media sosial terkait dengan gempa yang menimbulkan tsunami.
“Dengan adanya dua kejadian yang berturut-turut ini kemudian muncul analisa-analisa di televisi kemudian berkembang menjadi hoaks-hoaks di sosial media. Ini yang menyebabkan masyarakat Kabupaten Mamuju banyak terpegaruh dengan informasi tersebut,†kata dia.
Kombes Helmi mengatakan bahwa dengan munculnya kekhawatiran pada masyarakat dapat memperlambat pemulihan normalisasi kehidupan masyarakat Sulawesi Barat. Untuk itu dirinya menekankan pentingnya masyarakat diberikan informasi yang benar untuk menepis informasi-informasi yang salah yang dapat menyebabkan kekhawatiran yang berlebihan.
Kapolda Sulbar telah mendorong geliat perekonomian warga setempat dengan mengupayakan beroprasinya aktivitas jual beli masyarakat. Kombes Helmi juga mengupayakan untuk meyakinkan pengusaha retail yang ada di Sulawesi Barat untuk kembali beroprasi dengan harapan dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Saat ini sudah ada dua unit toko yang telah beroperasi, tentunya di tahap awal ini pihak kepolisian memberikan penjagaan dengan menurunkan 8 personil di masing-masing tempat," ujar Kombes Helmi.
Untuk mengantisipasi tindakan penjarahan agar tidak terulang kembali, Kepolisian Daerah Sulawesi Barat juga telah mengambil langkah-langkah terkait dengan pendistribusian logistik. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah dari berbagai instansi maupun swadaya masyarakat yang telah masuk langsung di distribusikan kepada mereka yang membutuhkan dengan lebih memperhatikan pada sisi keamanan.
(Mahesa)