Sabun Herbal Pesantren Bidik Pasar Ritel : Berharap Segera Mendapatkan Izin dari BPOM

Sabtu 23-04-2022,07:00 WIB
Editor : redaksimetro01

BEKASI - Santri asal Pesantren At Taufiq Kabupaten Bekasi tak hanya paham agama, mereka mampu berwirausaha dengan memproduksi sabun herbal. Bahkan, bisa menghasilkan sekitar 200 kotak sabun herbal per bulannya. Pesantren At Taufiq yang memiliki lebih dari 100 santri ini awalnya memproduksi sabun herbal dengan cara tradisional. Sabun itu dibuat oleh para santri dengan bahan dasar minyak sawit, zaitun hingga sari herbal. Belakangan, setelah mendapat suntikan dana dari program One Pesantren One Product (OPOP) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pesantren At Taufiq pun bisa mengembangkan produksinya dengan menggunakan peralatan modern. “Produksinya kini pakai alat-alat produksi pembuatan sabun herbal agar lebih modern, di antaranya membeli mixer besar, mesin potong, alat pres, alat pembuat kemasan, hingga alat cetak,â€ kata Ummi Siti Jubaedah, pemilik Pesantren At Taufiq, Sabtu (16/4) pekan lalu. Ummi berharap ada bantuan lanjut dari pemerintah untuk mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar bisa masuk pasar ritel. Ia mengaku sanggup meningkatkan produksi karena peralatan sudah modern. “Saat ini kita mampu memproduksi sekitar 200 kotak sabun herbal per bulan,â€ ungkapnya. Ummi menambahkan, selain sabun herbal, Pesantren At Taufiq juga menjual obat herbal. Selama ini di lahan pesantren ditanami lebih dari 130 jenis pohon herbal yang menjadi bahan baku sabun dan sekaligus obat herbal antara lain daun bidara, dan bunga telang. Hal senada disampaikan Direktur Produksi dan Pemasaran Sabun Pesantren Pink 03 Tambun, Dedi Yunus. Pesantren yang dikelola telah memproduksi sabun bermerek King Clink. “Kami mempunyai produk sabun cair, yang selama ini untuk kalangan pesantren. Sebab belum ada izin BPOM, jadi belum bisa dipasarkan lebih luas,â€ tutur Dedi. Saat ini pasar hanya di sekitar pesantren termasuk santri dan keluarganya. Santri di Pesantren Pink 03 Tambun saat ini mencapai 2.700 orang setingkat sekolah dasar hingga SMA. Dedi berharap kemudahan mendapatkan bahan baku khususnya bahan kimia sebagai bahan pembuatan sabun. Pasalnya sejak pandemi, mereka kesulitan mendapatkan bahan baku tersebut Diketahui, Program OPOP merupakan salah satu dari 17 Program untuk mewujudkan Pesantren Juara, yang bertujuan mendorong pesantren di Jabar lebih mandiri. (red/kbe)

Tags :
Kategori :

Terkait