Tak Semua Warga Bekasi Dapat Kompensasi Pembongkaran, Ini Penjelasan Dedi Mulyadi

Tak Semua Warga Bekasi Dapat Kompensasi Pembongkaran, Ini Penjelasan Dedi Mulyadi

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM).--karawangbekasi.disway.id

Meski demikian, Dedi tetap mendukung langkah Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang si 'Raja Bongkar' dalam menata wilayah, khususnya untuk memperlebar dan memperdalam saluran air sebagai upaya penanggulangan banjir.

 

“Memang masih ada titik-titik banjir tetapi jauh lebih baik dibanding dengan dulu yang banjirnya luar biasa,” katanya.

 

Ia pun menyampaikan permohonan maaf atas langkah-langkah yang diambil, dan berencana berdialog dengan Bupati Bekasi untuk membahas nasib warga yang kehilangan tempat tinggal atau tempat usahanya berada di bantaran sungai akibat penertiban tersebut.

 

“Langkah-langkah berikutnya ya nanti kami bicarakan dengan Bupati Bekasi. Untuk itu saya menyampaikan permohonan maaf, mari kita melakukan penataan sungai-sungai kita, rawa-rawa kita tidak boleh lagi mengalami penyempitan pendangkalan yang akhirnya bencananya itu dituai oleh bersama,” pungkasnya. 

 

Sebelumnya diberitakan, Pembongkaran ratusan bangunan liar di bantaran sungai Kampung Pulo Timaha, Desa Babelan Kota, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi menyisakan kisah pilu bagi para penghuninya. Sebagian dari mereka sudah tinggal puluhan tahun, sementara yang lain mengaku menjadi korban tipu oknum perangkat desa.

 

Aksi pembongkaran yang dilakukan oleh tim gabungan itu sempat diwarnai ketegangan. Sejumlah warga menolak rumah mereka dibongkar karena merasa tidak mengganggu ketertiban umum. Bahkan, beberapa mengklaim memiliki surat kepemilikan tanah yang ditandatangani pihak desa.

 

“Saya baru tahu ini tanah pemerintah setelah pindah ke sini. Waktu beli, katanya baru akan dibangun 17 tahun lagi, makanya saya percaya. Tapi sekarang dibongkar,” tutur Masripah Nainggolan (40), salah satu warga terdampak kepada Cikarang Ekspres Rabu (09/7).

 

Dia mengaku baru setahun menempati tanah tersebut. Dia membeli dari seorang warga yang sebelumnya tinggal di tanah di depan jalan umum itu. Dia membeli seharga Rp 60 juta kemudian dibangun rumah serta salon untuk tempat usaha.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: