PHE ONWJ Gandeng Kampus Sosialisasikan Industri Hulu Migas
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java--
Ia menegaskan, sebagai bagian dari Pertamina, PHE ONWJ mengemban amanah besar untuk memastikan ketahanan energi nasional. Ery menekankan bahwa menghadapi tantangan tersebut tidak cukup hanya dengan teknologi, tetapi juga membutuhkan inovasi yang lahir dari gagasan segar mahasiswa.
“Inovasi lahir dari nalar kritis dan ide-ide baru teman-teman mahasiswa. Karena itu, kami tidak hanya datang untuk sosialisasi, tapi juga untuk mengajak kolaborasi. Kami butuh pemikiran baru dan semangat kolaboratif dari generasi muda untuk menjawab tantangan energi ke depan,” imbuhnya.
Sementara itu, General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama, yang akrab disapa Wira, memaparkan secara komprehensif kompleksitas operasi PHE ONWJ di hadapan mahasiswa. Ia menegaskan bahwa mandat yang diemban perusahaan tidak ringan, yakni menopang kebutuhan energi nasional dari Wilayah Kerja (WK) yang sudah tua (mature) dan penuh tantangan.
"PHE ONWJ adalah salah satu tulang punggung energi di Regional Jawa. Kita tidak berbicara dalam skala kecil; kami mengelola lebih dari 221 anjungan lepas pantai yang terhubung oleh jaringan pipa bawah laut sepanjang lebih dari 2.125 kilometer. Ini adalah fasilitas yang telah beroperasi puluhan tahun untuk menyuplai energi secara konsisten ke berbagai obyek vital nasional, mulai dari kelistrikan (PLN) hingga industri pupuk," jelas Wira.
Wira menekankan bahwa di era modern, operasi hulu migas tidak lagi bisa hanya berfokus pada angka produksi minyak dan gas. Tuntutan zaman, katanya, adalah bagaimana energi vital tersebut dihasilkan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, selaras dengan agenda global dan nasional.
“Presentasi saya hari ini kami beri judul “Operasi Lepas Pantai Mendukung Keberlanjutan Energi dan Lingkungan”. Ini bukan sekadar slogan, tapi telah menjadi DNA kami dalam beroperasi. Kami di PHE ONWJ memiliki komitmen penuh untuk menyukseskan agenda dekarbonisasi Pemerintah Indonesia dan mencapai target Net Zero Emission 2030 atau lebih cepat," tegasnya.
Ia merinci bahwa komitmen tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai inisiatif strategis dekarbonisasi yang nyata di lapangan, yang membutuhkan inovasi teknologi. "Kami tidak hanya bicara, kami eksekusi. Kami melakukan efisiensi energi pada kapal operasional. Kami memasang total 864 unit panel solar di seluruh fasilitas lepas pantai kami sebagai upaya mencapai zero carbon fuel. Dan kami berhasil mengubah gas suar bakar yang sebelumnya terbuang, kini menjadi energi penggerak turbin dan kompresor melalui inovasi ejector di Anjungan Bravo dan Zulu Mini Compressor," papar Wira.
Lebih jauh, Wira menjelaskan bahwa pilar keberlanjutan juga mencakup tanggung jawab sosial dan pelestarian lingkungan (TJSL) berbasis alam (nature-based solution). Ia memaparkan keberhasilan program TJSL seperti JAM PASIR, yang tidak hanya menanam ratusan ribu mangrove, tetapi juga menawarkan inovasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: