Ustaz Cabul di Bekasi Ngaku ‘Guru Suci dan Bersih’, Semua Korban Pelecehannya Bapak-Bapak

Ustaz Cabul di Bekasi Ngaku ‘Guru Suci dan Bersih’, Semua Korban Pelecehannya Bapak-Bapak

KABUPATEN BEKASI- Jumlah korban pelecehan seksual dan pencabulan yang dilakukan oleh terlapor berinisial ND, bertambah dari semula hanya dua orang. Setelah dua kakek berinisial SA (61) dan SU (60), terdapat tiga orang lainnya berinisial WD (56), CC dan JA yang mengaku mengalami peristiwa serupa. Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Aris Timang mengatakan telah menemui empat dari lima korban saat mereka secara resmi melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Metro Bekasi pada Senin (17/10) lalu. AKBP Aris Timang menjelaskan keempat korban merupakan mantan pengikut ND yang memproklamasikan dirinya sendiri sebagai seorang 'guru suci dan bersih'. "Kemarin saya temui mereka, saya panggil langsung ke ruangan saya. Mereka tidak bilang kalau terlapor itu dukun. Para korban mengaku kepada saya bahwa mereka ikut pengajian," kata AKBP Aris Timang saat dikonfirmasi awak media. Tempat kejadian perkara (TKP) berada di sebuah rumah yang terletak di Desa Cipayung, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Terdapat dua dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh ND kepada para korban. Pertama dugaan penipuan dimana para korban diwajibkan untuk membayar sejumlah uang dengan dalih iuran untuk kurban kambing yang setiap orang besarannya berbeda. "Mereka datang empat orang mengaku merasa tertipu pengajian. Mereka katanya membayar untuk ikut pengajian," tuturnya. Kasus kedua, para korban mengaku dicabuli oleh terlapor. Satu orang korban mengalami tindak pelecehan seksual lebih dari satu kali. WD yang dalam hal ini sebagai pelapor, mengaku jadi korban penipuan dan pencabulan pada April 2022 lalu. "Cuma dalam berjalan waktu saat pengajian itu, ada hal yang aneh. Prosesi dan cara-caranya yang aneh. Jadi menurut keterangan mereka, baru sepihak saja, saat mereka ikut pengajian, pertama mereka di-baiat dulu. Prosesnya itu mereka disuruh naik ke lantai 3. Kemudian tidur di kamar sama gurunya. Lalu mereka disuruh lah membuka pakaiannya. Lalu mereka dikatakan 'disedot'," kata AKBP Aris Timang. Para korban juga menjelaskan bahwa mereka mengikuti perguruan tersebut karena meyakini bahwa ND bisa membantu mereka untuk meningkatkan kondisi finansial para korban. Aris menambahkan keempat korban yang ditemuinya berumur lebih dari 50 tahun dan mayoritas memiliki masalah keuangan. "Mereka bilang ikut pengajian supaya mudah-mudahan dapat berkat agar kehidupan ekonominya lebih baik lagi. Korban ada dua orang yang sudah tua, sisanya tidak terlalu tua, laki-laki semua" ungkapnya. Laporan korban berinisial WD diregister dengan Nomor: LP/B/2555/X/2022/SPKT/Polres Metro Bekasi/Polda Metro Jaya. Sebelumnya diberitakan, dua orang kakek berinisial SU (60) dan SA (61) menjadi korban kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pria berinisial ND di Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. ND yang mengaku sebagai orang pintar alias dukun, menyatakan bisa menolong kedua korban yang terlilit hutang puluhan juta rupiah itu. Awalnya, SU mendatangi kediaman ND pada April 2022 lalu. Ketika pertama kali datang ke sana, ND lebih banyak menceritakan pengalaman spirtual yang dialaminya sehingga membuat korban percaya. "Terus katanya setelah ikutin ritual, saya dapat transferan uang jutaan rupiah setiap bulannya," tutur SU saat dikonfirmasi, Kamis (13/10). Namun sebelum terwujud, ND meminta SU mengikuti ritual yang disyaratkan, di antaranya dengan cara menyucikan diri. SU yang terlanjur percaya kemudian tidak bisa menolak saat diminta naik ke lantai tiga kediaman ND. SU pun menurut saat diminta membuka seluruh pakaiannya. Lalu aksi pencabulan pun diduga dilakukan ND kepada SU. "Itu kejadiannya pas bulan puasa (April, 2022) kemarin," kata SU. Seperti SU, korban lainnya, SA pun seketika percaya pada perkataan ND meski baru pertama bertemu. Dia percaya ND bisa memperlancar rezekinya. Karena terlanjur percaya, pada awal pertemuan itu, SA pun langsung diajak ke lantai tiga kediaman ND. Seperti halnya SU, SA pun diminta membuka seluruh pakaiannya dengan dalih menyucikan diri, SA lalu dicabuli. "Saya dua kali jadi korban. Pada malam pertama kali itu, sama beberapa minggu setelahnya," kata SA. SA mengaku pertama kali dicabuli pada Juli 2021. Dia yang masih berharap rejekinya akan lancar setelah menjalani segala persyaratan, akhirnya sadar setahun kemudian.  Saat mengikuti beberapa kali prosesi ritual, dua kakek tersebut juga mengaku membayarkan sejumlah uang kepada pelaku dengan dalih sebagai syarat ritual. "Total setahun saya jadi semacam muridnya, dari Juli 2021 ke 2022. Uang juga habis Rp 10 juta mah," tuturnya. Dihubungi terpisah, kuasa hukum ND, Waman Gultom menyatakan pihaknya sudah mendengar informasi soal rencana pelaporan kliennya. Hanya saja, dia enggan menjelaskan lebih lanjut lantaran belum menerima salinan laporan tersebut. "Surat salinan laporannya belum kami terima dari kepolisian sehingga kami belum bisa memberikan tanggapan. Jika suratnya sudah kami terima, tentu kami akan melakukan upaya hukum atas apa yang dilaporkan," kata Waman Gultom. (bbs/mhs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: