Titik Amblas Tanggul Citarum Meluas, Kondisi Darurat, Penanganan Lambat
KABUPATEN BEKASI - Tanggul amblas Sungai Citarum di Desa Lenggahjaya Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi kini makin meluas. Titik amblas telah mencapai 700 meter. Sementara itu, di Kecamatan Pebayuran terdapat 24 titik tanggul lainnya yang kritis. Camat Cabangbungin, Asep Buchori mengatakan, tanggul yang amblas itu harus segera diperbaiki karena dapat mengancam keselamatan warga. “Kalau intensitas hujan terus menerus selama 20 hari, kemudian air meluap dari hulu maka bisa jebol (tanggul yang amblas). Apalagi ini tanggul yang amblas posisinya di belokan, hantaman air keras maka bisa jebol tanggulnya,†ucapnya. Asep bahkan mengklaim jika tanggul jebol, bukan hanya warga sekitar yang menjadi korban namun juga beberapa kecamatan di sekitar akan ikut terdampak. “Tiga sampai empat kecamatan dan delapan desa di Cabangbungin bisa terendam hingga ketinggian air dua meter kalau tanggul kritis yang amblas itu jebol. Di sini ada 55 ribu penduduk dan 30 ribu hektare area pertanian, kalau terjadi bencana (tanggul jebol) maka akan lebih sulit lagi pemulihan ekonominya,†katanya. Cabangbungin merupakan kecamatan di wilayah utara Kabupaten Bekasi, yang bertetangga dengan Muaragembong. Seperti diketahui, Muaragembong merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di mana Sungai Citarum bermuara. Untuk itu, keberadaan tanggul di Cabangbungin tergolong vital karena termasuk dalam wilayah hilir Citarum. Asep mengatakan, berdasarkan laporan semula, tanggul yang amblas di Lenggahjaya itu hanya sepanjang 200-300 meter. Namun ketika ditelusuri lebih lanjut, tanah yang amblas itu mencapai 700 meter. Tanggul itu sempat diperbaiki namun kembali amblas karena perbaikan hanya bersifat sementara. “Sebenarnya di sini ada 700 meter tanggul kritis. Nah sekarang sedang dilakukan penurapan, mungkin karena sementara kemudian tanahnya labil jadinya amblas,†katanya. Asep mengatakan, tanggul itu kembali amblas pada Minggu (1/1), kemudian makin parah pada Senin (2/1/2022). “Penurapan dilakukan sejak sebulan yang lalu, dilakukan tindakan kegawatdaruratan. Nah amblasnya itu mulai jam 4 sore hari Minggu kemarin, tapi cuma sedikit. Nah parah-parahnya pas hari Senin, makin panjang. Jadi untuk sementara pengerjaan penurapan dihentikan, khawatir semakin amblas,†ucap Asep. Asep menambahkan, pihaknya dibantu personel Koramil dan Polsek setempat telah mendirikan turap darurat namun belum bisa menyelesaikan persoalan. Asep berharap ada penanganan serius yang dilakukan BBWS Citarum selaku pihak yang berwenang. “Kemarin sudah memasang turap pakai bambu, beronjong, tapi itu bukan menyelesaikan masalah. Karena memang harusnya dilakukan perbaikan permanen tanggulnya. Perbaikan tanggul permanen tidak bisa dalam waktu dekat, tapi harus dalam waktu dekat. Tidak bisa singkat tapi harus segera dilaksanakan perbaikan secara permanen,†ucapnya. Sementara itu, di Pebayuran terdapat 24 titik tanggul yang kritis. Tanah yang membentengi tanggul itu mulai tergerus aliran sungai hingga terancam jebol. "Sampai saat ini masih ada 23 yang belum diperbaiki. Statusnya darurat karena sudah kritis. Maka dari itu kami harap segera ditangani karena bahaya, kami tidak ingin kejadian yang lalu terulang kembali," kata Camat Pebayuran, Hanip. Seperti diketahui, Februari 2021 lalu banjir hebat melanda Pebayuran. Penyebabnya, tanggul Citarum di daerah sekitar jebol hingga aliran sungai meluber merendam ribuan rumah warga. Tidak hanya terendam, puluhan rumah pun rusak diterjang derasnya air. Tercatat lebih dari 12.000 warga mengungsi ketika itu. Hanip mengatakan, sebelumnya ada 27 titik tanggul kritis. Namun, satu di antaranya kini tengah dikerjakan dengan perbaikan permanen. "Titiknya yang pas banjir hebat kemarin. yang jebol itu kan panjangan 400 meter, sekarang sedang diperbaiki. Kemudian bulan lalu, dua titik sudah diperbaiki tapi masih penanggulangan sementara. Kami berharap semuanya bisa diperbaiki secara permanen," ucap dia. (har/mhs/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: