Pengelola Cari Dana Asing Buat Lakukan Pembangunan, MRT Rute Cikarang-Balaraja Butuh Rp 160 T

Pengelola Cari Dana Asing Buat Lakukan Pembangunan, MRT Rute Cikarang-Balaraja Butuh Rp 160 T

KABUPATEN BEKASI - Pembangunan MRT untuk rute Cikarang, Kabupaten Bekasi hingga Balaraja, Kabupaten Tanggerang ternyatah membutuhkan kocek yang fantastis. Modal asing menjadi opsi untuk membangunnya. MRT Jakarta Fase III saat ini mulai dipersiapkan untuk dibangun. Pada Fase III ini, MRT Jakarta akan dibangun sepanjang 87 kilometer (km), membentang mulai dari Cikarang menuju Balaraja atau disebut MRT East-West. Karena rencana pembangunannya cukup panjang, MRT Fase III akan dibagi menjadi tiga bagian. Mulai dari bagian pertama yang menghubungkan Ujung Menteng-Kalideres sepanjang 33,8 km, bagian kedua yang menghubungkan Cikarang-Ujung Menteng sepanjang 21,9 km, dan bagian ketiga Balaraja-Kalideres sepanjang 28,4 km. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan fokus utama saat ini adalah untuk mempersiapkan pembangunan bagian pertama MRT Fase III. "Prosesnya masih alignment study. Konsultan di bawah Kementerian Perhubungan sedang bekerja mempersiapkannya. Kemudian nanti dibuat basic engineering design," papar William. William menjelaskan di bagian pertama proyek MRT Jakarta Fase III rencananya pembangunan dibagi menjadi dua stage. Stage 1 dari Ujung Menteng ke Taman Anggrek sepanjang 23,1 km dan stage 2 dari Taman Anggrek ke Kembangan sepanjang 10,8 km. Proyek ini dinilai bakal menelan biaya yang sangat besar. Perhitungan awalnya pada 2013 biaya yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp 110-120 triliun. Namun, bila dihitung-hitung secara kasar dengan asumsi ekonomi saat ini mungkin biayanya sudah mencapai sekitar Rp 160 triliun. "Kalau kami coba portray dengan inflasi dan krisis yang terjadi, dan refer pada pembangunan MRT di tempat lain. Kebutuhan pendanaan untuk total line ini sekitar Rp 160 triliun, ini angka indikatif ya belum pasti," ungkap William. Mengingat besarnya pembiayaan, William mengatakan kemungkinan MRT Jakarta akan mencari pendanaan dari berbagai pihak. Polanya pun akan berbeda, bila pada pembangunan MRT sebelumnya menitikberatkan pendanaan dari pinjaman yang dijamin pemerintah, kini peran swasta juga akan dilakukan. Persentasenya 70% disediakan pemerintah, sisanya didapatkan dari pelibatan pihak swasta. "Pola pendanaan kami lihat akan ada beberapa donor, sudah ada juga yang menyatakan minat ke pemerintah," kata William. Soal sumber pendanaannya, William menjelaskan saat ini yang sudah jelas komitmennya untuk membantu adalah pihak Jepang melalui JICA. Pihak Jepang sudah membantu MRT Jakarta membangun fase I dan II. Ditambah lagi, sejauh ini sudah ada beberapa lembaga yang menyatakan minat. Mulai dari Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), bahkan yang terbaru Inggris pun ingin ikut serta. Inggris menyatakan minatnya baru-baru ini dalam pertemuan Menteri Perdagangan Internasional Inggris dengan direksi MRT Jakarta. "Beberapa hari lalu kita menerima kunjungan Menteri Perdagangan Internasional Inggris dan dalam percakapan kita mencoba melihat kemungkinan Inggris juga mau ikut terlibat dalam pembangunan Fase III East-West," ujar William. (red/kbe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: