Warga Navarra Diajak Olah Minyak Jelantah Jadi Sabun
KABUPATEN BEKASI - Warga RW 18 Klaster Navarra, Mustika Park Place, Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat diajak menyulap minyak jelantah jadi sabun cuci pakaian. Minggu 27 Maret 2022, warga RW 18 Navarra diberikan pelatihan cara mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci oleh Divisi Industri Daur Ulang Asosiasi Bank Sampah Seluruh Indonesia (Asobsi) Kabupaten Bekasi, Daryati Daryati mengatakan selama ini minyak jelantah biasanya dibuang begitu saja ke selokan di sekitar rumah. Padahal minyak itu bisa didaur ulang. "Pengolahannya kita campurkan larutan NaOH atau soda api, melalui proses sehingga memadatkan. Prosesnya itu sekitar 20-30 hari baru bisa kita pakai,"kata Daryati. Sebelum diolah, minyak jelantah harus disaring terlebih dahulu, kemudian ditambah dengan larutan pembuat sabun. Campuran tersebut lalu diaduk hingga menjadi pasta dan diencerkan dengan tambahan aloe vera, pewarna, serta minyak aroma. Setelah itu, adonan sabun dimasukkan ke dalam cetakan agar menjadi padat dan dapat dipotong-potong. "Jangan dibuang minyak jelantah sayang, biasanya ibu-ibu kan kalau sudah pakai, main praktis aja, buang aja ke got. Kita arahkan ibu-ibu untuk tidak buang minyak ke got, karena efeknya beberapa tahun kemudian menjadi sesuatu yang kaya tidak baik," dia. Ketua RW 18 Desa Burangkeng, Syamsuddin mengatakan minyak jelantah yang dimiliki warga akan diambil oleh forum bank sampah RW 18. "Beberapa bulan sudah berjalan, cuma belum diolah, penghasilan masih kecil, nah dengan pelatihan ini, rencana kita akan olah menjadi sabun. Jadi minyak jelantah dari warga ini dibeli, tidak gratis,"kata Syamsuddin. Forum Bank Sampah Navarra, kata Syamsuddin sudah berjalan selama dua tahun. Pihaknya mengaku ada kendala tidak adanya lahan untuk mengolah sampah. "Selama dua tahun berjalan ini kesulitan masalah tempat dan, untuk sementara kita hanya pengelola doang, kami menerima dari warga yang nimbang bank sampah, kita kumpulkan nanti ada pengepul,"kata dia Syamsuddin berencana jika ada dana bantuan pihaknya akan mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. "Saya maunya diolah, ya mudah-mudahan jika ada dukungan pemerintah dari pihak desa dan BPD ini bisa lebih baik lagi. Ibu-ibu kita disini kan ada yang kerja ada yang tidak, kalau yang tidak kerja ini bisa saja menciptakan lapangan kerja,"papar dia. (dim/ygi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: