Desa Jayanegara Usir Hama Tikus Pakai Burung Hantu
KARAWANG - Desa Jayanegara Kecamatan Tempuran merupakan desa yang hampir 90 persen mata pencaharian penduduknya sebagai petani, tentu hama tikus menjadi kendala yang membuat mereka pusing dan hasil pertanian berkurang. Hal itu membuat Kepala Desa Jayanegara Nawawi atau yang lebih akrab di sapa Kang Miing membuat gebrakan baru, dengan mengusir tikus menggunakan burung hantu. "Hampir 99 persen petani, jadi hama jadi kendala pertanian tikus, yaitu insiatif buat pengendali hama menggunakan burung hantu," ujar Miing, Selasa (11/10/2022). Kepada KBE, Miing sendiri mengatakan ide itu muncul ketika melihat para petani di Jawa Tengah sukses menaikan hasil pertanian dengan mengusir hama tikus dengan menggunakan burung hantu. "Inspirasi dari petani di pati yang sudah berhasil," kata dia. Menurut, Miing untuk menjadikan burung hantu sebagai predator alami tikus, Pemdes Jayanegara kemudian membuat rumah-rumah burung di beberapa titik area sawah. Selanjutnya, burung akan berburu secara alami di malam hari. Sejauh ini Desa Jayanegara, kata Miing, sudah memiliki 20 ekor Burung Hantu beserta kandangnya. Idealnya dengan jumlah sawah sekitar 420 Hektar hama tikus bisa dikendalikan dengan tambahan 20 burung hantu lagi yang akan dilaksanakan pada tahun depan. "Sementara baru 20 kandang burung hantu, kedepan akan d tambah sesuai area," ungkapnya. "Saya merencanakan dan musyawarah dengan para petani dengan 40 Burung hantu cukup, nanti kita alokasikan. Untuk area sawah 420 Hektar. Idealnya 1 burung hantu 5 hektar," tambahnya. Setelah hampir berjalan selama delapan bulan. Metode pengusiran hama tikus dibilang sangat ampuh dan sangat membantu petani dalam meningkatkan kualitas panennya. "Hampir sudah delapan bulanan, dan membantu para petani. Satu burung hantu bisa memakan 2-3 Ekor, kalau 20 Burung bisa 40-60 perharinya," kata dia. Tidak hanya itu saja, keseriusan Miing beserta masyarakatnya dalam mengusir hama tikus, ditambah dengan metode Kalagumarang yakni membasmi hama tikus saat memasuki musim tanam yang merupakan tradisi yang dilestarikan oleh para petani di Karawang dari zaman dahulu. Bahkan tutup Miing, masih banyak para petani yang masih melakukan ngobrol tikus, yakni menangkap tikus di malam hari menggunakan obor. "Terus di bantu lagi dengan kalagumarang, anatar masyarakat dan pemdes melakukan gerakan mencari tikus, di tambah jika rajin, malem hari petani rajin ngobor tikus," pungkasnya. (rul/rie)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: