Presiden Ukraina Ajak Orang Yahudi Se-Dunia Lawan Rusia Setelah Holocaust Diratakan
KIEV-Â Orang-orang Yahudi seluruh dunia diserukan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan untuk ikut melawan Rusia. Seruan pemimpin Ukraina itu muncul setelah Rusia meluncurkan serangan udara yang menghancurkan menara televisi di Kiev, yang dibangun di lokasi bersejarah Holocaust. "Saya sekarang berbicara kepada semua orang Yahudi di dunia. Tidakkah Anda melihat apa yang terjadi? Itulah mengapa sangat penting bahwa jutaan orang Yahudi di seluruh dunia untuk tidak tinggal diam saat ini," katanya Zelensky. "Nazisme lahir dalam keheningan. Jadi berteriaklah tentang pembunuhan warga sipil. Berteriaklah tentang pembunuhan Ukraina." Sebelumnya, serangan Rusia masih terus berlanjut di Ukraina hingga Rabu (2/3) waktu setempat. Serangan kali ini menghancurkan monumen peringatan tragedi Holocaust. Menurut Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, tugu peringatan itu terletak di dekat menara stasiun televisi Kiev. Serangan juga dikonfirmasi pengelola situs Peringatan Holocaust Babi Yar. "Putin berusaha untuk mendistorsi dan memanipulasi Holocaust untuk membenarkan invasi ilegal negara demokrasi yang berdaulat benar-benar menjijikkan. Ini adalah simbol bahwa dia mulai menyerang Kiev dengan mengebom situs monumen holocaust di Babi Yar," kata Ketua Dewan Penasihat Monumen Holocaust Babi Yar, Natan Sharansky. Simbol Yahudi telah menjadi target serangan Rusia karena simbol tersebut terkait erat dengan sosok Presiden Ukraina Vlodymyr Zelensky. Mengutip dari berbagai sumber, Zelensky lahir pada 25 Januari 1978. Ia lahir dari orang tua Yahudi di kota metropolitan Kryvyi Rih, di Ukraina selatan. Sementara itu, invasi Rusia ke Ukraina saat ini sudah memasuki hari kedelapan. Perang pecah setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi militer di Donbas, wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia. Pasukan Rusia merangsek masuk Ukraina melalui utara, selatan, dan timur. Ukraina lantas membalas serangan atas nama mempertahankan diri. Perang pun pecah. Rusia masih terus membombardir sejumlah kota di Ukraina, termasuk ibu kotanya, Kiev. Tak hanya militer, sejumlah warga sipil juga tewas akibat serangan Rusia ini. Total, setidaknya 136 orang di Ukraina tewas di tangan pasukan Rusia. (bbs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: