Melihat dari Dekat Masyarakat Adat Cigugur Rayakan Seren Taun di Kompleks Paseban Tri Panca Tunggal
TRADISI masyarakat adat Cigugur rayakan Seren Taun di Paseban kembali digelar. Tradisi puncak upacara adat Seren Taun ditutup dengan penumbukan 20 kuintal gabah untuk dibagikan kepada masyarakat dan 2 kuintal lagi untuk dijadikan benih pada musim panen berikutnya. -- Masyarakat Adat Sunda Wiwitan di Cigugur, Kabupaten Kuningan, merayakan puncak upacara adat Seren Taun di kompleks Paseban Tri Panca Tunggal. Upacara adat Seren Taun kali ini mengangkat tema "Merawat, Meruwat Pusaka Budaya Nusantaraâ€. Dihadiri Bupati Kuningan Acep Purnama dan Wakil Bupati M Ridho Suganda, Sinta Nuriyah Wahid, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dan perwakilan tokoh adat dari 12 provinsi di Nusantara. Puncak upacara adat Seren Taun dimeriahkan dengan berbagai pagelaran kesenian seperti Tari Buyung, Angklung Buncis, Angklung Kanekes, Ngajayak dan arak-arakan memeron atau replika binatang yang terbuat dari bahan-bahan yang berasal dari hasil bumi. Baca Juga: Mengungkap Lagi Wangsit Prabu Siliwangi dan Ramalan Kerajaan Pajajaran yang Tak akan Pernah Ditemukan Ditutup dengan penumbukan 20 kuintal gabah untuk dibagikan kepada masyarakat dan 2 kuintal lagi untuk dijadikan benih pada musim panen berikutnya. Tampak ribuan masyarakat menyaksikan setiap prosesi upacara adat Seren Taun Cigugur. Upacara adat Seren Taun merupakan gelaran budaya tradisional masyarakat agraris Sunda yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali pada tanggal 22 Rayagung Tahun Saka Sunda. Kali ini jatuh pada tanggal 22 Juli. Upacara adat Seren Taun yang berarti menyerahkan tahun dapat diartikan sebagai penyerahan hasil panen yang baru dilewati serta memohon berkah dan perlindungan kepada Tuhan YME pada musim berikutnya. Ketua Umum Panitia Seren Taun Ratu Juwita Djatikusumah menyampaikan Seren Taun kali ini mengangkat tema "Merawat Meruwat Pusaka Budaya Nusantaraâ€. Dikatakan, pada perayaan Seren Tahun kali ini dihadiri banyak tokoh penting nasional seperti tokoh wanita Shinta Nuriyah Wahid, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum dan Anggota DPR RI Ono Surono, Dedy Mulyadi serta Bupati Kuningan Acep Purnama beserta wakil berikut pejabat Forkopimda. "Kami haturkan terima kasih atas partisipasi dan kehadiran para tokoh penting sebagai dukungan untuk kami dalam menjaga dan melestarikan budaya adat sunda Wiwitan Cigugur," ujar Juwita. Sementara itu, Bupati Kuningan Acep Purnama mengapresiasi atas konsistensi masyarakat adat Cigugur yang masih menjalankan tradisi seren taun ini sebagai bentuk pelestarian budaya. Upacara adat seren taun yang sarat akan nilai kebajikan dan kearifan lokal, diyakini akan menjadi tameng terhadap pengaruh buruk budaya asing. "Kami sangat mengapresiasi masyarakat adat Cigugur masih tetap menjalankan tradisi seren taun ini dengan seksama. Tradisi seren taun yang sarat akan nilai-nilai luhur budaya lokal diyakini mampu melawan budaya asing yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," kata Acep. Acep menyatakan, di samping sebagai aset di bidang kepariwisataan, Seren Taun punya nilai tinggi bagi Kabupaten Kuningan yang sangat kaya warisan kebudayaan. “Tan hana nguni tan hana mangke, kalau tak ada masa lalu, tak ada masa sekarang,†kata Acep. Acep juga menegaskan, Kecamatan Cigugur merupakan miniatur dari Indonesia. Beragam etnis suku dan agama ada di sini, sehingga menurut Acep, perbedaan bukanlah sebuah hambatan, tapi sebuah khasanah, keindahan yang harus dihormati. Sementara Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum, menyampaikan bahwa dengan banyaknya budaya di Jawa Barat ini akan mempererat persatuan dan kesatuan. “Semakin paham budaya daerah, semakin cinta terhadap daerah. Semakin tahu dan juga semakin cinta, oleh karena itu kegiatan seperti ini patut dilestarikan dan juga perlu didorong untuk lebih memasyarakat lagi supaya masyarakat lebih cinta budaya daerah†tutur Uu. (radarcirebon)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: