Harga Obat Mahal, Hasil Panen Minim
KARAWANG - Musim panen tahun ini tak begitu menggembirakan bagi para petani di Karawang. Pasalnya, selain di awal sudah dibebani dengan haga obat hama yang meroket, membuat para petani harus mengurangi kuantitas pengobatan yang berimbas kepada berkurangnya produktivitas hasil panen mereka. Usai mendapati hasil panen yang minim, para petani kembali harus gigit jari dihadapkan dengan harga jual gabah yang sangat murah. Petani Desa Cikampek Pusaka, Karman mengatakan, bisanya setiap musim panen, ia mampu mengumpulkan 6 gabah hasil panen per hekatare, namun pada tahun ini hasil panennya berkurang 1 ton. "Sekarang padi agak turunan, pe rhektar biasanya enam setengah (6,5 ton, red) kalau sekarang lima setengah ton," kata Karman saat berbincang dengan KBE. Karman mengatakan pada musim panen kali ini, hama lalat sawah menjadi penyebab turunnya produktivitas gabah "Obat paling murah model tarban naga, satu botol delapan puluh lima ribu. sekarang perbotolnya sembilan puluh lima ribu," kata Karman. Karman merasa sedikit keberuntungan pada musim ini bukan hama wereng yang menggerogoti padinya. Jika hama wereng dia kelimpungan buat membeli obat yang ia sebut mencapai 200 ribu rupiah perbotolnya untuk membasmi hama wereng. "Apalagi kalo hama wereng, lain hal lagi, satu botol obatnya dua ratus ribu," kata Karman. Karman mengaku kualitas padi pada musim ini memiliki kualitas yang bagus dan seharusnya mendapatkan harga yang pantas untuk gabahnya. "Ini padi terhitung bagus" sembari menunjukkan gagah kepada KBE. Karman membandingkan harga padi sebelumnya jauh lebih baik daripada harga padi musim ini. Yang sebelumnya harga padi perkilonya 4.500 rupiah mengalami penurunan menjadi 3.700 rupiah. "Sekarang mah lagi nurun harganya. Sebelumnya 4.500, sekarang mah 3.700 Bagaimana kualitas padinya," pungkasnya. (cr2/mhs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: