DUA MUKA RAPOR KERJA DIREKSI PERUMDAM TIRTA TARUM
Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana telah mendapat laporan pertanggungjawaban direksi Perumdam Tirta Tarum selama empat tahun kerja. Versi laporan yang bagus-bagus dari direksi. Dan versi laporan borok-borok kinerja direksi laporan dari dewan pengawas. Cellica kecewa masih banyak masalah lama yang gagal dibereskan oleh direksi--- menjadi sinyal bupati ingin ada perubahan lagi muka-muka di jajaran direksi perusahaan air plat merah itu. KARAWANG - Sebelum datang ke acara rapat umum (RUM) Perumdam Tirta Tarum dengan agenda penyampaian pertanggungjawaban kinerja direksi (direktur utama, direktur umum, dan direktur teknik) kemarin (1/8), Cellica sudah terlebih dahulu menerima deretan daftar-daftar borok kinerja perusahaan yang tak bisa diselesaikan oleh top direksi. Laporan itu datang dari jajaran dewan pengawas. Namun yang sampai ke meja bupati bukan hanya laporan yang jelek-jelek. Sejumlah laporan klaim keberhasilan juga ia dapat. Yang memberikan laporan itu tentu dari versi perusahaan. Dari versi direksi Perumdam Tirta Tarum. Hanya saja Cellica lebih tertarik membaca sampai habis laporan kinerja buruk direksi dan kondisi perusahaan yang datang dari dewan pengawas. Salah satu yang ia sorot adalah soal masalah piutang Perumdam Tirta Tarum yang dari tahun ke tahun Cellica anggap tak pernah ada solusi konkret untuk mengatasinya. Termasuk audit BPKP yang tak kunjung ada perbaikan. Tebukti sampai dengan saat ini Perumdam Tirta Tarum hanya berkutat di wajar dalam pengecualian (WDP) pada laporan hasil pemerikasaan atau audit BPKP Jawa Barat. "Kalau bicara masalah proyeksi, memang sudah ada beberapa, ada juga yang belum. WDP (Wajar Dalam Pengecualian), persoalan lama yang belum diselesaikan. Padahal harus diselesaikan, teknisnya sebagaimana bisa dibicarakan. Itu kan harus ada solusi, jangan diam saja," terang Cellica, Senin (1/8). Cellica juga menyoal secara serius problem ke kebocoran air pada pipa yang terus menerus menjadi masalah pada pelayanan Perumdam Tirta Tarum. Cellica terang-terangan tak mau mendengar klaim-klaim bagus laporan versi direksi. Yang ingin ia tahu adalah proyeksi bisnis perusahaan ke depan. Yang sejauh ini justru tak pernah didapat oleh Cellica. "Ada masalah apa, apa nih solusinya, mau apa. Sehingga jadi tidak banyak persoalan. Terlepas lebih dan kurang selama empat tahun ini. Saya enggak mau denger bagusnya, kita sudah tahu itu semua, tapi apa proyeksi rencana kerja ke depannya," tanya Cellica. Ketidakpuasan Cellica terhadap kinerja direksi Perumdam tak sampai di situ saja. Ia juga menyoroti pelayanan dan komunikasi antara Perumdam Tirta Tarum dengan pelanggan. Cellica blak-blakan mengaku menyempatkan melakukan penelusuran aduan pelayanan ke Perumdam Tirta Tarum di Instagram dan mendapatkan banyak laporan mengenai air yang berbau dan kotor. Hal tersebut, dikatakan Cellica perlu direspons dengan baik karena merupakan bagian atas tugas pelayanan untuk rakyat. Ia bahkan menyinggung bahwa rakyat tak mengerti capaian Perumdam Tirta Arum persebaran pasokan air di 28 kecamatan di Karawang. "Saya kemarin cari-cari di instagram, air berbau, kotorlah, itu harus direspon, karena kita ini kan melayani rakyat. Rakyat enggak ngerti wilayah cakupan sekarang yang tersisa tinggal dua kecamatan, rakyat tahunya air kotor, bau, dan susah, alias pelayanan yang kita berikan," terang Cellica. Cellica juga mengritik jajaran dieksi yang setiap tahun hanya memamerkan capaian sambungan rumah (SR) baru namun ia anggap tak mengerti apa yang setiap tahu dikeluhkan oleh pelanggan. "Perumdam ini bagian penting di suatu daerah, berurusan dengan air dan kebutuhan rakyat. Ada harapan hidup orang lain, kualitas, dan lainnya juga. Jangan kita bicara soal total SR (Sambungan Rumah), dan segala macam, itu sifatnya normatif. Kita lihat masalah di Karawang Selatan, sejauh mana Perumdam hadir di sana untuk mengatasi persoalan," tanya Cellica. Meski demikian Cellica memuju kekompakan internal di direksi saat ini. Meski ini bukanlah prestasi. Karena jajaran direksi saat ini terpilih memang menggantikan jajaran direksi lama yang hubungan komunikasinya tak baik dan terjadinya perseteruan internal terus –menerus. "Kekompakan di internal sekarang ini sudah bagus. Hanya saja, saya ingatkan, komunikasi juga penting, saya misalnya berhubungan langsung dengan masyarakat karena mengecek keluhan di Instagram, akun ini dan itu. Ini soal kepuasan pelanggan. Kalau soal teknis, uang ada, masa iya enggak bagus." Di tempat yang sama, Direktur Utama Perumdam Tirta Tarum Karawang, M. Sholeh  mengklaim ia telah membawa perubahan yang sangat signifikan bagi perbaikan manajemen di internal PDAM. Dan ia pun tak terlalu mengambil pusing pandangan buruk yang ia sebut dengan istilah ‘pihak dalam’ yang diduga istilah itu diarahkan kepada dewan pengawas yang telah memberikan deretan catatan buruk kinerja direksi kepada bupati. "Perbedaan pandangan itu kan biasa, dari sudut pandang berbeda. Saya lebih senang melihat penilaian masyarakat, dulunya gimana, sekarang jadi seperti apa. Nyatanya bukan hanya pihak dalam, pihak luar pun menilai. Dulu kan kondisinya amat sangat parah, sekarang paling tidak sudah membaik, walau belum sempurna," terang M. Soleh, Senin (1/8). Dijelaskan M. Soleh, saat ini Perumdam Tirta Arum memiliki kenaikan laba mencapai 3 miliar dan sudah diserahkan ke pemerintah Kabupaten Karawang. "Laba tahun ini, tadi seperti yang disebutkan, mencapai Rp 3 miliar. Tahun lalu itu kan Rp 2,4 miliar, sekarang ada peningkatan. Dan siap kita serahkan juga secara cash," terang M. Soleh. Soleh mengatakan arus kas di Perumdam Tirta Arum kini mengalami peningkatan dan terbilang aman karena sudah termasuk untuk pembayaran denda pajak di masa lalu. "Arus kas terbilang mengalami peningkatan dan aman. Pembayaran denda pajak di masa lalu juga bahkan sudah kami selesaikan, dari 6 miliar, tinggal 1,7 miliar. Itu pun masih berusaha untuk diselesaikan dengan baik," beber dia. Direktur Utama Perumdam Tirta Arum juga menerangkan terkait masalah usia pipa yang dimiliki oleh BUMD Kabupaten Karawang tersebut. M. Soleh mengatakan usia maksimal pipa terhitung 25 tahun penggunaan. Sementara yang dimiliki oleh perusahaan yang ia pimpin ada yang sudah berusia 40 tahun. M. Soleh juga menerangkan kini transmisi dan distribusi yang dimiliki Perumdam Tirta Arum telah meningkat menjadi 32 unit. "Pipa itu seharusnya 25 tahun penggunaan, tapi ini ada yang sampai 40 tahun, ini perlahan-lahan kami perbaiki. Transmisi dan distribusi dari yang semula 30 kini juga sudah menjadi 32, ada peningkatan. Kinerja perusahaan ada peningkatan, kalau kemarin cukup dan baik, sekarang sehat dan baik. Dua-duanya masih sehat. Empat tahun sudah kami memimpin perusahaan, mohon arahan dan petunjuknya. Kita berpedoman pada penaikan kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan," terang M. Soleh. Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Perumdam Tirta Arum, Nana Kustara dalam rapat tersebut menyampaikan total kerugian atas kebocoran yang disinggung Bupati Karawang di mencapai angka Rp 145 miliar dalam empat tahun masa jabat direksi tahun 2018-2022. Sebagai bagian dari Perumdam Tirta Arum, Nana juga menerangkan masing-masing memiliki sisi pandang, dan penyebab kerugian atas kebocoran air tersebut memiliki banyak faktor. "Masing-masing punya versi, itu soal negatif dan positif, itu nanti Bupati yang menafsirkan itu. Dewas (Dewan Pengawas) tidak ada sentimen personal. Itu berbasis data, tadi saya sampaikan data-datanya. Kerugian kebocoran air selama empat tahun itu sekitar Rp 145 miliar kalau dihitung dengan angka. Tingginya kehilangan air itu banyak faktor, salah satu sebabnya diduga atau terindikasi adanya oknum di perusahaan yang mengubah status pelanggan aktif menjadi tidak aktif. Air terus mengalir tapi pelanggannya dianggap tidak aktif," terang Nana, Senin (1/8). Nana kemudian menjelaskan faktor lain yang diduga menjadi penyebab kerugian Rp 145 miliar tersebut misalnya seperti kerusakan pada meteran pelanggan yang belum terganti. Nana juga menyinggung dugaan adanya kesalahan pembacaan meteran sehingga membuat tagihan lebih kecil daripada yang seharusnya. "Dugaan atas persoalan kehilangan air tadi itu bisa jadi karena usia instalasi distribusi air yang rusak karena sudah tua, milik Perumdam itu sudah tua. Water meter induknya pun perlu dikontrol secara berkala. Bagian lain yang menyebabkan itu terjadi karena pipanya memang itu bocor, dan perlu ditindaklanjuti. Kerusakan itu juga bisa dipengaruhi oleh perusahaan lain yang sama-sama menggunakan tempat penyimpanan pipa," jelas Nana. Nana menilai dari hasil rekapan data selama empat tahun terakhir tingkat kebocoran air milik Perumdam Tirta Arum Karawang masih terbilang tinggi, yakni 32% seduai dengan laporan yang diterima jajaran dean pengawas dari oleh Dewan Pengawas dari BPKP. Nana menilai saat ini kondisi BUMD yang diawasinya terlihat seperti orang sehat yang setiap tahun mengalami penurunan kondisi. "Kita tidak punya pisau analisis, kita berdasarkan hasil dari data. Sekarang ini Perumdam seperti orang sehat, tapi kemudian bulan ini batuk, ini dan itu, dan terus turun, tapi masih sehat. Analisis kesehatannya menurun. Kita rekap empat tahun, setiap tahun menurun, terus tingkat kebocoran air masih tinggi, 32%. Peningkatan pelanggan itu kan artinya baru pengakuan, pembandingnya dengan mana dulu, mungkin lain lagi. Apakah itu indikasi keberhasilan, kan belum tentu. Semakin banyak pelanggan, tingkat kebocoran juga semakin tinggi, percuma," jelas Nana. Dewan Pengawas menilai manajemen masih belum mampu menurunkan tingkat kehilangan air baik secara teknis maupun non teknis. Tidak mampu mengatasi kebocoran air selama 4 tahun, dikatakan Nana merupakan bukti ketidakmampuan Perumdam Tirta Arum dalam melaksanakan pelaksanaan investasi dan kewajiban. "Walau begitu, dengan jumlah pelanggan yang sekarang telah mencapai angka seratus ribu lebih, itu artinya naik sekitar 3,2 persen, itu sudah bagus ya untuk di laporan buku tahun 2021. Banyaknya persoalan ini perlu jadi perhatian. Tidak hanya soal kehilangan air, tapi juga soal piutang dan masalah-masalah sebelumnya. Kita juga perlu memikirkan kondisi air bersih dan siap minum untuk memenuhi kebutuhan pelanggan," tutup Nana. (cr1/mhs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: