Inilah Bripka Syarif Hidayat, Polisi Humanis dan Ramah dari Satlantas Polres Karawang
KARAWANG - Anggota Satlantas Polres Karawang, Bripka Syarif Hidayat (35) menjadi buah bibir masyarakat karena menjalankan tugas mengatur lalulintas dengan cara yang cukup unik. Dia menegur para pengedara lalulintas yang melawan arus dengan bahasa Sunda dan sangat 'ramah'. Bahkan ada diantaranya yang sudah beberapa kali melanggar lalu lintas dia tegur dengan bahasa Sunda dan sangat sopan. Tidak ada surat tilang yang dia keluarkan meski pengendara terbukti melakukan pelanggaran. Bripka Syarif memang menjadi salah satu Tim Patroli Humanis Satlantas Polres Karawang dalam rangka mendisiplinkan masyarakat pengguna jalan. Baca Juga:Â Kapolres Karawang Konsisten Menggelar Bakti Sosial di Tengah Masyarakat Salah satu tugas utamanya yaitu mendisiplinkan para pengendara yang sering melawan arus. Tim Patroli Humanis yang berjumlah 10 anggota polisi lalulintas Polres Karawang, setiap hari bertugas di 10 wilayah titik rawan melawan arus. "Setiap hari kami dapat perintah komandan untuk keliling dan menegur pengendara motor yang melawan arus. Tapi kami diperintahkan untuk bersikap humanis, menegur seramah mungkin kepada mereka yang melanggar lalulintas," ujar Syarif. Menurut Syarif, patroli humanis memang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang disiplin berlalulintas. Apalagi melawan arus berbahaya untuk diri sendiri dan orang lain, namun banyak pengendara yang sering melanggar. "Jadi patroli humanis bukan untuk menghukum mereka yang melanggar karena melawan arus tapi diingatkan jika melawan arus itu melanggar aturan lalulintas dan juga berbahaya. Kami tidak memberikan sanksi tilang meski mereka melanggar," jelasnya. Syarif mengatakan, dia tidak tahu jika patroli humanis yang dilakukannya itu menarik perhatian masyarakat. Dia hanya menjalankan intruksi pimpinan agar sopan dan ramah meski mereka melanggar lalulintas. "Saya hanya mengikuti instruksi pimpinan agar humanis dilapangan. Komunikasi yang saya gunakan memang menggunakan bahasa sunda. Alasan saya waktu itu karena masyarakat Karawang memang berbahasa sunda meski banyak pendatang. Ternyata komunikasi dengan bahasa Sunda cukup efektif dalam komunikas," ungkapnya. Namun cara Syarif menggunakan bahasa Sunda halus dan juga sikapnya yang ramah itu menjadi perhatian masyarakat. Bahkan ada masyarakat yang mengunggah di tweeter hingga menjadi viral karena keramahannya. Namun Syarif mengaku tidak mengetahui soal beritanya viral di media sosial. "Yang penting saya kerja melaksanakan perintah pimpinan, soal itu (viral) saya tidak tahu," katanya. Menurut Syarif, meski sebagai manusia memiliki emosi, namun saat bertugas ditengah terik matahari sekalipun dia mampu melemparkan senyaman kepada para pengendara yang melanggar lalulintas. Bahkan dia pernah beberapa kali keserempet mobil atau motor untuk mengingatkan pengendara yang melanggar. "Yang namanya resiko kerja jalani aja dengan ikhlas. Sampai sekarang saya tetap enjoy bekerja walau kehujanan atau kepanasan," imbuhnya. Sementara itu, Kasatlantas Polres Karawang, AKP La Ode Habibie mengatakan program Patroli Humanis sudah berlangsung sekitar 5 bulan. Fokusnya adalah menertibkan pelanggar lalulintas yang melawan arus dijalan raya. Patroli humanis ini untuk mengingatkan masyarakat berupa teguran agar tidak melawan arus selama dijalan raya. "Polisi yang bertugas diperintahkan agar bersikap sopan dan ramah kepada masyarakat pengguna jalan yang kedapatan melawan arus. Jadi kami tidak memberikan sanksi tilang kepada yang melanggar, hanya berupa teguran saja," ungkapnya. Habibie mengatakan di Karawang banyak sekali titik rawan masyarakat yang melawan arus. Namun pihaknya fokus di 10 titik rawan di pusat keramaian. Setiap hari anggotanya diperintahkan untuk patroli dari pagi hingga sore hari.
"Setiap hati kami ada dan mengingatkan masyarakat yang melawan arus. Kami tidak bosan terus menyampaikan kepada masyarakat tentang bahayanya melawan arus," pungkasnya. (rie)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: